Friday, July 30, 2010

???

Mimpimu begitu tinggi...sanggupkah sayapku terbang mengimbangimu? Setidaknya aku yakinkan dirimu, aku tidak akan menjadi bebanmu...semoga...

-gadiskcil yang bertanya-tanya-

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Tadi malam asthmanya kambuh, sudah mulai batuk"dan sedikit berat menarik nafas. Alhamdulillah ada loratadin dan symbicort (maaf untuk teosal yang terkesampingkan:p). Kalo uda begini, selalu teringat betapa besar nikmat Allah yang diberikan untuk bernafas, melihat, berjalan, berbicara, makan, minum, lelah, sakit, dan banyak nikmat lainnya.

Maka benarlah adanya masuk surga pun bukan karena amalan kita, melainkan karena nikmat Allah. Tidak akan pernah amal dan ibadah kita bisa menyeimbangi nikmat yang telah Allah berikan.

Maka Ya Rabb janganlah Engkau mencabut nikmat"Mu karena kelalaian hamba-Mu ini.... Amin....

-gadiskcil has releaved from her asthma-

Thursday, July 29, 2010

Detik-Detik Kepergian Rasulullah (Bab II)

Lanjut ke Bab II ya...

II. Wasiat Rasulullah SAW Kepada Para Sahabat


Rasulullah sering memberikan nasehat-nasehat dan petunjuk kepada para sahabatnya untuk membiming meraka dalam hidup ini guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Wasiat dan nasehat itu ada yang diberikan beliau di muka majlis ilmu pengetahuan di tengah para sahabat yang banyak mendengarkan, dan adakalanya beliau sampaikan melalui pribadi demi pribadi dan oleh yang bersangkutan kelak disampaikan pula kepada orang banyak.
Dan beberapa waktu sebelum beliau wafat, maka beliau telah menyampaikan pesan-pesan dan nasehat-nasehat yang berhaga kepada tokoh-toko sahabat yang terkemuka yang terdekat denga beliau sepperti halnya kepada Ali bin Abi Thalib dan Abu Hurairah ra.

Ali bin Abi Thalib tidak asing lagi adalah kader beliau yang pertama kali menerima gemblengan dari Nabi SAW dan adalah pemuda yang pertamakali masuk Islam yang kemudian ternyata berhasil menjadi menantu Rasulullah selaku suami dari anak beliau tersayang Fatimah Az-Zahra’ binti Rasulullah. Sedang Abu Hurairah adalah sahabat terdekat dengan beliau, kader Nabi SAW selaku ahlus suffah orang-orang yang diasramakan di samping Masjid Nabi untuk dibina dan di gembleng secara khusus untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah dalam segala bidang perjuangan.

Abu Hurairah sangat menonjol sebagai ahli hadits yang banyak hafal hadits Rasulullah sebanyak tidak kurang dari 5364 buah hadits. Benarlah Imam Syafi’I yang mengatakan, bahwa Abu Hurairahlah diantara para sahabat Nabi SAW yang paling banyak hafal hadits Nabi itu. Adalah keistimewaan Abu Hurairah, bahwa ia menerima hadits tanpa catatan, karena hatinya terang dan otaknya gemilang berkat dido’akan oleh Rasulullah SAW. Karena demikian dekatnya beliau dengan Rasulullah, maka Nabi SAW sering memberikan pesan-pesan nasihat yang berharga kepadanya seperti yang dapat dibaca kelak dibawah ini nanti.

1. Wasiat Rasulullah Kepada Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib berkata; “Bahwa Rasulullah berwasiat kepadaku dengan sabda beliau demikian bunyinya :

“Ya Ali! Aku berwasiat kepadamu dengan sesuatu wasiat, maka jagalah dia baik-baik, karena selama engkau memelihara wasiat itu niscaya engkau akan tetap berada dalam keadaan kebaikan.

“Ya Ali! Bagi orang Mukmin itu ada tiga tanda yang menjadi cirri-ciri khasnya: Melakukan sholat, berpuasa dan berzakat. Dan bagi orang munafiq (berpura-pura beriman) ada pula tiga tandanya: berpura-pura sayang jika berhadapan, bergunjing di belakang, dan girang bila orang lain mendapat musibah.

“Bagi orang yang zhalim ada pula tiga cirri-ciri: Menggagahi orang bawahannya dengan kekerasan, orang diatasnya dengan kedurhakaan dan melahirkan kezhalimannya dengan terang-terangan.

Bagi orang yang riya ada tiga tandanya : Rajin bila ia berada di hadapan mata orang ramai, malas bila sendirian dan ingin dipuji untuk semua perkara.
Bagi orang munafiq ada tiga alamat : Bohong bila ia bicara, mungkir (ingkar) bila iaberjanji, dan khianat bila dipercayaya.

“Ya Ali! Bagi orang pemalas ada tiga tanda : menunda-nunda waktu sampai sia-sia, menyia-nyiakan kesempatan sampai luput dan melalaikannya sampai berdosa.

Dan tidak pantas bagi orang yang berakal, bahwa ia menonjolkan dirinya kecuali kepada tiga perkara: berusaha untuk penghidupan, atau mencari hiburan dalam suatu perkara yang tidak terlarang atau untuk mengenangkan hari berbangkit (akhirat)

Ya Ali! Di antara bukti orang yang yakin percaya kepada Allah bahwa engkau tidak memberi kerelaan seseorang dengan melalui murka Allah; bahwa tidak engkau sanjung-sanjung seseorang atas karunia Allah yang engkau terima, dan bahwa tidak engkau cela seseorang bila engkau tidak mendapatkan karunia Allah. Ingatlah, bahwa rezeki keuntungan itu tidak dapat diraih oleh orang yang sangat loba mendapatkannya dan tidak dapat pula dielakkan walaupun oleh orang yang tidak menyukainya. Dan bahwa Allah SWT menjadikan nikmat karunia dan kelapangan itu dalam yakin dan rela dengan pemberian Allah, dan ia menjadikan kesusahan dan kedukaan itu dalam murka terhadap rezeki yang telah ditentukan oleh Tuhan.

“Ya Ali! Tidak ada kefakiran yang lebih hebat daripada kebodohan, tidak ada harta yang lebih berharga daripada akal, tidak ada kesepian yang lebih sunyi dari pada ujub (kagum kepada diri sendiri) tidak ada kekuatan yang lebih kuat daripada musyawarah, tidak ada Iman yang lebih dekat daripada keyakinan, tidak ada wara’ yang lebih baik daripada menahan diri, tidak ada keindahan seindah budi-pekerti, dan tidak ada ibadah yang melebihi tafakur.

“Ya Ali! Bahwa segala sesuatu itu ada penyakitnya. Penyakit bicara adalah bohong, penyakit ilmu adalah lupa, penyakit ibadah adalah riya; penyakit budi perkerti adalah memuji diri, penyakit berani adalah agresif, penyakit pemurah adalah menyebut-nyebut pemberian, penyakit cantik adalah sombong, penyakit mulia adalah menonjolkan diri, penyakit kaya adalah kikir, penyakit royal adalah berlebih-lebihan, dan penyakit agama adalah hawa nafsu.

“Ya Ali! Apabila engkau disanjung orang dihadapanmu, maka bacalah kalimat ini: Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik daripada apa yang mereka katakan! Ampunilah dosaku apa yang mereka tidak ketahui, dan janganlah aku disiksa tentang apa-apa yang mereka telah ucapkan!

“Ya Ali! Apabila engkau puasa sampai petang hari, maka ucapkanlah dikala engkau berbuka: Ya Allah! Untukmulah aku berpuasa dan atas rezeki-Mu aku berbuka, niscaya dituliskan bagimu pahala orang yang berpuasa pada hari itu dengan tidak kurang sedikitpun juga daripada pahala mereka. Ketahuilah olehmu bahwa bagi setiap orang yang berpuasa itu ada do’a yang diperkenankan.

Maka jika ia pada permulaan suapnya waktu akan makan mengucapkan: Bismillahirrahmaannirrahiim Ya Wasi’al magfirah ighfirlii – dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, wahai Tuhan yang Maha Luas Pengampunan-Nya, ampunilah aku ini – maka barangsiapa mengucapkan- nya dikala berbuka, niscaya diampuni Tuhan dosanya. Ketahuilah olehmu, bahwa puasa itu adalah perisai yang akan menangkis bahaya api neraka.

“Ya Ali! Perbanyaklah membaca surah Yassin, karena dalam membacanya itu terdapat sepuluh macam berkat. Tak ada orang yang membacanya pada waktu lapar (puasa) melainkan kenyang, tidak orang haus kecuali lepas hausnya, tidak ada orang yang bertelanjang melainkan ia akan beroleh pakaian, tidak ada orang sakit melainkan sembuh, tidak ada orang yang takut melainkan aman, tidak ada orang yang dipenjarakan melainkan lepas, tidak akan orang yang bujangan melainkan kimpoi, tidak ada musyafir, melainkan matanya terang dalam perjalanan; tidak membacanya orang yang kehilangan sesuatu benda melainkan mendapatkannya kembali, tidak dibacakan ia di atas orang yang akan hampir sampai ajalnya melainkan diringankan baginya. Barangsiapa yang membawanya di waktu Subuh niscaya ia akan aman sampai petang; dan barang siapa yang membacanya diwaktu petang, niscaya ia akan berada dalam keadaan aman santosa sampai pagi.

“Ya Ali! Bacalah surat Hammim Ad-Dhukan pada malam Jum’at, niscaya Tuhan memberikan keampunan bagimu. “Ya Ali! Bacalah surat Hasyar niscaya engkau berkumpul pada hari Kiamat dalam keadaan aman santosa dari segala sesuatu. “Ya Ali! Bacalah surat Tabaraka dan As-Sajdah niscaya berkat keduanya engkau diselamatkan Tuhan dari marabahaya hari Kiamat.

“Ya Ali! Bacalah surat Tabaraka pada waktu akan tidur, niscaya engkau akan selamat dari azab kubur dan dari pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir.
Ya Ali! Bacalah Qulhuwallahu Ahad dalam keadaan engkau berwudhu’, niscaya nanti engkau akan diseru pada hari Kiamat: Hai pemuji Tuhan, bangkitlah, maka kemudian masuklah ke dalam surga!.

“Ya Ali! Bacalah Surat Al-Baqarah, karena sesungguhnya dalam membacanya itu ada membawa berkat, dan tidak mau membacanya itu membawa penyesalan.

“Ya Ali! Janganlah terlalu lama duduk di bawah cahaya terik matahari, karena itu akan menimbulkan penyakit lama kambuh kembali, merusak pakaian dan mengubah warna muka.

“Ya Ali! Engkau akan aman dari bahaya kebakaran jika engkau mengucapkan : Subhana Robbi Lailaha Illa Anta ‘Alaika Tawakkaltu wa Anta Robbul Arsyl ‘Azhiim. Maha Suci Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. KepadaMulah aku tawakal dan Engkaulah Tuhan Arsy yang besar.

“Ya Ali! Engkau aman dari was-was setan bila engkau baca: (Al-Isra’ : 45-46) yang artinya:

Apabila engkau membaca Al-Qur’an, Kami (Allah) adakan dinding yang menutup antara engkau dan orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat …….. sampai pada ayat mereka berpaling lari kebelakang.

“Ya Ali! Engkau akan aman dari segala kejahatan bila engkau membaca :

Artinya : Apa yang dikehendaki Allah terjadi dan apa yang tidak dikehendakiNya tidak akan terjadi. Aku mengaku bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu, dan bahwa Dia menghitung bilangan segala sesuatu (dengan tepat), dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan di tangan Allah.

“Ya Ali! Apabila engkau makan, maka bacalah “Bismillah” dan apabila selesai makan ucapkanlah ”Alhamdulillah” karena sesungguhnya kedua malaikat yang menjagamu tidak akan berhenti menuliskan kebajikan-kebajikan untukmu sampai engkau menyingkirkannya sendiri dari sisimu.

“Ya Ali! Apabila engkau melihat bulan sabit pada awal bulan ucapkanlah “Allahu Akbar” tiga kali lalu berdo’a:

Artinya : “Dan segala puji bagi Allah yang telah menjadikan aku dan engkau, dan menentukan tempat-tempat tinggal engkau, dan menjadikan engkau sebagai bukti bagi seluruh alam.

Niscaya Allah SWT membanggakan engkau kepada para malaikat-malaikatNya dengan firmanNya : “Hai para Malaikat! Saksikanlah olehmu, bahwa Aku membebaskan hambaKu ini dari sentuhan api neraka”.

“Ya Ali! Apabila engkau berdiri di hadapan kaca, maka ucapkanlah:

“Ya Allah! Sebagaimana Engkau telah mengindahkan kejadianku, maka indahkan pulalah budi pekerti dan beri rezekilah aku”.

“Ya Ali! Apabila engkau melihat air sungai yang menakutkanmu maka takbirlah tiga kali dan ucapkanlah:

“Allah Maha Besar, Maha Agung, dan Lebih Mulia daripada yang aku takuti dan khawatirkan. Ya Allah, aku menempatkan kekuasaan Engkau pada lehernya, dan aku berlindung kepada Engkau dari kejadiannya”.

niscaya engkau akan selamat dalam perlindungan Allah.

“Ya Ali! Apabila engkau melihat anjing menggonggong, maka ucapkanlah:

“Hai kelompok jin dan manusia, jika kalian sanggung menembus batas-batas langit dan bumi, maka cobalah tembus! Tetapi kalian tidak akan mampu kecuali dengan kekuasaan (ilmu pengetahuan). (Ar-Rahman:38)

“Ya Ali! Apabila engkau ke luar rumahmu untuk sesuatu hajat keperluan, maka bacalah ayat Kursi, niscaya hajat engkau Insya Allah akan sampai.

“Ya Ali! Bila engkau berwudhu maka bacalah: “Bismillahi wa sholatu ‘ala rosuulillah”

“Ya Ali! Lakukanlah sholat di tengah malam agak sebentar walaupun sesingkat kadar waktu memerah susu kambing dan berdo’alah kepada Allah diwaktu sahur (dinihari) niscaya do’amu makbul, tidak ditolak. Karena Allah SWT telah berifrman: “Dan mereka yang memohon ampun diwaktu-waktu sahur” (dini hari)

“Ya Ali! Mandikanlah orang yang meninggal dunia, karena barangsiapa yang memandikannya niscaya Tuhan mengampuni dosanya dengan tujuhpuluh ampunan. Dan andaikata engkau bagi-bagikan pula keampunan itu untuk sekian makhluk, tentu Allah akan meluaskan pula keampunan itu bagi mereka.

Aku (Ali) bertanya kepada beliau: “Apakah yang diucapkan oleh orang yang memandikan mayit? Rasulullah SAW menjawab: “Ghufraanaka yaa rahmaan” Mohon ampunanMu ya Allah Yang Maha Pengasih! Sampai selesai memandikannya.

“Ya Ali! Janganlah berpergian musyafir seorang diri, karena setan beserta orang yang sendirian, dan ia lebih menjauhkan diri dari orang yang kedua”.

“Ya Ali! Orang yang bermusyafir sendirian sesat sendiri, bila berdua sesat berdua, dan bertiga itu dinamakan suatu rombongan.

“Ya Ali! Bila engkau musyafir, janganlah menempati lembah, karena itu adalah tempat sarang-sarang binatang-binatang buas dan ular.

“Ya Ali! Apabila lahir anakmu laki-laki ataupun perempuan maka adzankanlah di telinga yang kanan dan komatkanlah do telinganya yang kiri, maka dengan itu ia tidak bisa diganggu setan.

“Ya Ali! Janganlah engkau bersetubuh dengan istrimu pada malam bulan sabit baru muncul, dan tidak pula pada pertengahan bulan, karena dikhawatirkan anakmu akan cacat.

Aku (Ali) bertanya: “Kenapa demikian ya Rasul Allah?”

“Karena jin banyak mendatangi wanita-wanita pada malam tengah bulan dan pada malam Hilal (bulan sabit). Apakah engkau tidak perhatikan, bahwa orang-orang gila itu bisa kambuh penyakitnya kembali pada malam tengah bulan dan malam Hilal itu? Jawab Rasulullah SAW.

“Ya Ali! Apabila engkau berada dalam keadaan kesusahan, maka ucapkanlah:
“Ya Allah, aku memohon kepadaMu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad supaya Engkau membebaskan aku (dari kesusahan).

Dan apabila engkau memasuki suatu kota atau kampung maka bacalah dikala melihatnya:
“Ya Allah aku mohon kepada-Mu akan kebaikan yang ada di kota ini, dan kebaikan apa yang aku lakukan padanya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan yang aku lakukan padanya. Ya Allah berilah aku rezeki atas kebaikannya dan lindungilah aku dari kejahatannya, dan jadikanlah aku cinta kepada penduduknya, dan jadikan pulalah penduduknya yang saleh cinta kepada kami!””

“Ya Ali! Apabila engkau menempati sesuatu tempat maka ucapkanlah:

“Ya Allah tempatkanlah kami ditempat yang berkah dan Engkaulah sebaik-baik Yang memberikan tempat; Engkau berikan kebaikannya serta tolak kejahatannya”.

“Ya Ali! Jauhkanlah dirimu dari sifat riya’, karena hikmahnya tidak dapat dimengerti dan fitnahnya tidak dapat dielakkan.

“Ya Ali! Janganlah engkau memakai cincin pada jari telunjuk dan jari malang(tengah), karena itu adalah perbuatan kaum Luth.  

“Ya Ali! Jauhilah sengketa karena itu akan menghapus amalan-amalan engkau.
“Ya Ali! Janganlah engkau hardik orang yang datang meminta pertolongan sekalipun ia datang dengan menunggang kuda, dan berilah ia, karena sedekah itu labih dahulu jatuh ke tangan Allah (untuk diberikan pahala, Pen) sebelum jatuh ke tangan peminta.

“Ya Ali! Segeralah bersedekah, karena bala bencana itu tidak bisa melangkah mendahului sedekah.
“Ya Ali! Jadilah engkau orang yang berbudi luhur, karena dengan itu engkau akan mencapai derajat orang yang melakukan ibadah puasa dan orang yang melakukan ibadah sholat malam.

“Ya Ali! Jauhilah kemarahan, karena setan menguasai anak cucu Adam dalam keadaan ia marah.
“Ya Ali! Jauhilah olok-olok, karena hal itu akan menghilangkan kehebatan anak cucu Adam dan kesungguhannya.

“Ya Ali! Bacalah Qul Huallahu Ahad karena itu mencegah kefakiran. Dan jauhi pulalah riba, karena padanya terdapat enam perkara; tiga di dunia dan tiga di akhirat. Adapun yang di dunia, ia akan cepat memusnahkan harta benda, melenyapkan kekayaan, dan menghapuskan rezeki. Adapun yang di akhirat, maka ia akan membawa buruk perhitungan (hisab), kemurkaan Tuhan Azza wa Jalla dan kekal di dalam neraka.

“Ya Ali! Apabila engkau masuk ke rumahmu, maka ucapkanlah salam kepada keluarga rumahmu!”
“Ya Ali! Cintailah kaum fakir miskin, niscaya Allah akan cinta pula kepadamu”.
“Ya Ali! Janganlah bentak fakir miskin, niscaya engkau akan di bentak oleh malaikat pada hari kiamat.
“Ya Ali! Janganlah engkau abaikan sedekah, karena ia akan menolak kejahatan dari dirimu.

“Ya Ali! Keluarkanlah infak hartamu dan berilah kelapangan terhadap familimu, dan janganlah khawatir terhadap Tuhan yang memiliki Arsy bahwa Ia akan menyediakan karunia-Nya kepadamu.

“Ya Ali! Apabila engkau mengendarai kendaraan maka ucapkanlah:
“Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan dan memberi hidayah kepada kami untuk memeluk Islam, dan juga orang yang bersama kami dengan petunjuk Nabi Muhammad SAW. Segala puji bagi Allah yang telah memudahkan kendaraan ini bagi kami, dan kami tidak berkuasa padanya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (Az-Zukhruf, 13-14)

“Ya Ali! Janganlah marah apabila dikatakan kepadamu: Ittaqillah (takutlah kepada Allah), maka hal itu akan membahayakanmu pada hari kiamat.

“Ya Ali! Sesungguhnya Allah kagum kepada hamba-Nya dikala ia bermohon kepada Tuhan:
Ya Allah, ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.
Lantas Allah berfirman kepada para malaikat; “Hai para malaikat! hambaKu ini tahu, bahwa tidak ada yang akan mengampuni dosanya selain Aku, maka saksikanlah oleh kamu semua, bahwa Aku telah memberi ampun baginya”.

“Ya Ali! Apabila engkau memekai pakaian baru, maka ucapkanlah:
“Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah yang telah memberi aku pakaian yang bisa menutupi auratku, dan dengan itu aku tidak perlu mengharapkan orang lain”.
Dan kalau kain sampai kepada kedua lututmu, Allah telah memberi ampun kepadamu.

“Ya Ali! Barang siapa yang memakai kain baru, kemudian ia beri pula kepada fakir miskin atau anak yatim yang telanjang, niscaya dia berada dalam jaminan Allah tentang keselamatan dan penjagaannya selama kain itu dipakainya”.

“Ya Ali! Bila engkau masuk pasar, maka ucapkanlah dikala engkau masuk:
Dengan nama Allah, dan demi Allah aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.
Niscaya Allah berfirman: “HambaKu ini mengingat Aku dikala orang lain lalai. Saksikanlah olehmu bahwa Aku telah memberi ampun kepadanya”.

“Ya Ali! Sesungguhnya Allah kagum terhadap orang yang mengingatnya di dalam pasar. Apabila engkau masuk masjid, maka ucapkanlah:
Dengan nama Allah dan keselamatan atas Rasul Allah. Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu Rahmat-Mu.
Dan apabila engkau keluar masjid maka ucapkanlah:
Dengan nama Allah dan keselamatan atas Rasul Allah. Bukakanlah bagiku pintu-pintu Karunia-Mu

“Ya Ali! Apabila engkau mendengar orang adzan, maka ucapkanlah (sahutlah) seperti apa yang disebut oleh Muadzin, niscaya dituliskan bagimu pahala seperti apa yang diterimanya.

“Ya Ali! Apabila engkau selesai berwudhu’ maka ucapkanlah :
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku mengaku bahwa Muhammad Rasul Allah. Ya Allah jadikanlah aku dari golongan mereka yang taubat, dan jadikanlah aku dari golongan mereka yang telah bersuci.
Niscaya engkau keluar dari dosamu seperti halnya dilahirkan ibumu, dan dibukakan bagimu delapan pintu surga dengan ucapan: masuklah engkau dari jurusan mana saja engkau mau!.

“Ya Ali! Apabila engkau selesai makan maka ucapkanlah:
Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum, dan telah menjadikan kami kaum muslim.
“Ya Ali! Apabila engkau selesai minum maka ucapkanlah:
Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami air minum, menjadikannya tawar lagi sejuk dengan rahmat-Nya, dan tidak menjadikannya garam yang asin karena dosa-dosa kami.
Niscaya engkau tercatat sebagai orang yang bersyukur. 

“Ya Ali! Jauhilah berdusta, karena dusta itu menghitamkan muka, dan bila seseorang senantiasa berdusta dia akan dinamakan di sisi Tuhan si pendusta, dan bila ia benar, maka ia akan dinamakan di sisi Tuhan sebagai orang yang benar.

“Ya Ali! Janganlah sekali-kali mempergunjingkan seseorang, karena sesungguhnya gunjing itu membatalkan puasa, dan orang yang suka bergunjing orang lain itu kelak akan memakan dagingnya dihari kiamat.

“Ya Ali! Janganlah bersumpah atas nama Allah dengan berbohong.
“Ya Ali! Janganlah engkau jadikan nama Allah sebagai sasaran sumpahmu, karena Allah tidak sayang dan tidak senang kepada orang yang memakai namaNya dengan sumpah palsu.

“Ya Ali! Kuasailah lisanmu dan biasakanlah dia mengucapkan yang baik, karena tidak ada yang lebih berbahaya bagi manusia pada hari Kiamat melebihi ketajaman lisannya.
“Ya Ali! Jauhilah pencerca, karena orang yang mencerca dengan dengan membuka rahasia orang lain itu tidak akan masuk surga.

“Ya Ali! Jauhilah sifat mendendam, karena itu akan merupakan penyesalan kelak.

“Ya Ali! Jauhilah sifat loba, karena kelobaan itu telah menyebabkan Bapakmu (Adam) dari surga.
“Ya Ali! Jauhilah sifat dengki, karena dengki itu memakan segala kebajikan, seperti halnya api memakan kayu bakar.
“Ya Ali! Celakalah orang yang berbohong untuk membuat orang tertawa. Celakalah baginya, celakalah baginya!.

“Ya Ali! Biasakan bersugi, karena hal itu menyucikan mulut, menyenagkan Tuhan, dan membersihkan gigi.
“Ya Ali! Jangan lupa mencungkil makanan yang melekat di celah-celah gigi, karena tidak ada yang lebih dibenci Malaikat daripada melihat makanan yang melekat di celah-celah gigi seseorang.

Aku (Ali) bertanya kepada Rasulullah: “Haraplah terangkan kepadaku tentang firman Allah yang berbunyi: sesudah itu Adam menerima kalimat dari Tuhan-Nya , lalu Allah mengampuninya.” Kalimat-kalimat apakah itu? (Al-Baqarah 37). Nabi menjawab; “Allah menurunkan Adam di bumi India, hawa di Jeddah, ular di Ispahan dan Iblis di negeri Baisan. Maka tinggalah Adam seratus tahun lamanya tidak berani mengangkat kepalanya dalam keadaan menangisi kesalahannya, duduk termenung dalam duka. Kemudian Allah utus malaikat dengan mengucapkan salam;

“Assalamu’alaikum ya Adam!” Allah SWT menyampaikan salam bagimu dan Ia berkata buat engkau: “Bukankan Aku (Allah) telah jadikan engkau dengan tanganKu sendiri dan Aku tiupkan kepadamu roh ciptaanKu? Bukankah Aku telah memerintahkan Malaikat bersujud kepadamu? Bukankah Aku telah mengawinkan engkau dengan Hawa, hambaKu? Tangis apa jugakah lagi ini?”

- Adam: “Ya jibril! Bagaimana aku tidak akan menangis, padahal aku telah dikeluarkan dari sisi Tuhanku!”
- Jibril: “Ya Adam, ucapkanlah kalimat-kalimat ini, karena sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa engkau dan telah menerima taubat engkau”.
- Adam: Apakah kalimat-kalimat itu?”
- Jibril: “Ucapkanlah: ‘Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepadaMu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad, maha suci engkau Ya Allah dan dengan memujiMu aku mengaku telah melakukan perbuatan salah dan aku telah menganiaya diriku sendiri; bahwa tak ada yang dapat mengampuni segala dosa kecuali hanya Engkau. Berilah aku rahmatMu karena engkau adalah sebaik-baik Dzat yang memberi rahmat. Maha suci Engkau dan dengan memuji Engkau, yang tak ada Tuhan melainkan Engkau; aku telah melakukan kesalahan dan menganiaya diriku sendiri, dari itu berilah aku taubat, sesungguhnya Engkaulah maha Penerima Taubat lagi Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan memujiMu, tidak ada Tuhan melainkan Engkau, aku telah melakukan perbuatan salah dan menganiaya diriku, maka ampunilah aku dan engkaulah sebaik-baik pemberi ampun!”

Itulah yang dimaksud dengan “kalimat-kalimat” itu.

“Ya Ali! Apabila engkau melihat ular di jalan maka bunuhlah ia, karena aku telah memberikan ketentuan kepada jin bahwa mereka tidak akan muncul dalam rupa ular di jalanan. Barangsiapa melanggar ketentuan itu maka silahkan membunuhnya.

“Ya Ali! Ada empat perkara yang membawa celaka; mata yang beku (tak sudi mengeluarkan air mata), kesat hati, panjang angan-angan, dan tergoda oleh dunia.

“Ya Ali! Aku melarangmu degan empat perkara; iri hati, loba, bohong dan pemarah.

“Ya Ali! Maukah engkau aku beritahukan tentang sejahat-jahat manusia? Aku menjawab: tentu Ya Rasul Allah!
Yakni: orang yang musafir sendirian dan melarang orang lain turut besertanya dan suka memukul hamba sahaya (pembantunya). “Maka maukah engkau aku beritahu apa yang lebih buruk daripada itu semua? “Tentu ya Rasul Allah!” “Yaitu orang yang tidak bisa diharapkan kebajikannya dan tidak aman manusia dari kejahatnnya,” jawab Nabi.

“Ya Ali! Apabila engkau melakukan sholat jenazah anak kecil ucapkanlah dalam do’amu;
Ya Allah, jadikanlah ia bagi kedua ibu-bapaknya sebagai pendahulu, jadiakan ia bagi keduanya sebagai simpanan, jadikanlah ia bagi keduanya sebagai bimbingan, jadikanlah dia bagi keduanya sebagai cahaya, jadikanlah dia bagi keduanya sebagai tabungan, iringilah orangtuanya dengan surga, janganlah halangi pahala keduanya, dan jangalha timbulkan fitnah bagi keduanya sepeninggal anaknya itu!.

“Ya Ali! Apabila engkau berwudhu’ maka ucapkanlah:
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kesempurnaan Wudhu’, kesempurnaan ampunan-Mu serta ridha-Mu.

“Ya Ali! Perhatikanlah wasiatku ini baik-baik niscaya engkau berada dalam kebenaran dan kebenaran akan senantiasa bersamamu.  

2. Wasiat Nabi SAW kepada Abu Hurairah RA.

Pad suatu ketika Rasulullah bertanya kepada sahabaatnya : “Siapakah diantar kalian yang akan menerima beberapa patah kata dari saya untuk diamalkan atau diajarkan kepada orang-orang yang akan mampu mengamalkannya?”

“Saya Ya Rasulullah,” sahut Abu Hurairah sambil mengangkat tangannya. Kemudian Rasulullah memegang tangan Abu Hurairah dan beliau menghitung dari satu sampai lima, maka beliau bersabda :

1. Jauhkanlah dirimu dari segala yang terlarang (haram), niscaya engkau akan menjadi
orang yang paling abid berbakti diantara manusia.
2. Bersikap relalah terhadap apa yang telah dibagikan Tuhan kepadamu, niscaya
engkau akan kaya-raya.
3. Berbuat kebajikanlah terhadap tetanggamu, niscaya engkau jadi orang mukmin
sejati.
4. Cinta kasihlah kepada manusia sebagaimana engkau sayang pada dirimu sendiri,
niscaya engkau jadi orang Islam yang hakiki.
5. Dan janganlah engkau terlalu banyak tertawa, karena kebanyakaan tertawa itu
akan mematikan hati.

Dan pada lain waktu Rasulullah memberikan wasiatnya pula pada Abu Hurairah yang antara lain bunyinya seperti ini:

Hai Abu Hurairah! Apabila engkau bersetubuh dengan istri dan hamba sahayamu, maka ucapkanlah “Bismillah wal Hamdulillah”. Apabila engkau selalu memperhatikan hal ini, engkau akan beroleh kebajikan-kebajikan sampai engkau mandi junub. Apabila engkau telah selesai mandi junub, maka Allah mengampuni dosa-dosamu. Tetapi jika engkau memperoleh anak dari hasil senggama itu, maka telah ditulis kebajikan untukmu sebanyak kali nafas itu keluar, dan dihapuskan dosamu.

Hai Abu Hurairah! Janganlah engkau jadikan hamba sahaya (pembantu)mu sedemikian takut kecutnya kepadamu. Ingatlah jika engkau mati sedang berbuat hal yang demikian itu niscaya engkau akan dituntut di hadapan Allah SWT.

Hai Abu Hurairah! Jangan sekali-kali engkau meninggalkan (menceraikan) istrimu, melainkan sedang ia berada dirumahnya, janglah sekali-kali memukulnya dan mencaci-makinya kecuali demi untuk urusan agamanya. Jika engkau berlaku demikian, di dunia engkau berjalan di jalan raya, sedang di akhir akan dibebaskan Tuhan dari sentuhan api neraka.

Hai Abu Hurairah! Singkirkanlah duri dari jalan yang akan dilalui orang yang lebih mulia daripadamu, yang lebih kecil daripadamu, labih baik daripadamu dan bahkan orang yang lebih buruk daripadamu. Jika engkau berbuat demikian, niscaya Allah membanggakan engkau kepada para malaikat-Nya, dan barangsiapa yang dibanggakan Allah kepada para malaikat-Nya, niscaya ia muncul pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala yang buruk.

Hai Abu Hurairah! Sekiranya engkau menjadi Raja (Kepala Negara) atau menjadi menteri (pembantu raja), atau datang menghadap raja atau menjadi penasihat raja, maka janganlah engkau melampaui sirrah dan sunnahku. Karena sembarang raja manapun atau pembantu (menteri) raja manapun, atau siapapun yang datang menghadap kepada Raja atau penasihat raja yang menyalahi sirrah dan sunnahku, dia akan datang pada hari kiamat di kepung api neraka dari segala penjuru.

Hai Abu Hurairah! Adil sesaat itu lebih baik daripada beribadah enam puluh tahun lamanya, yang malamnya berisi dengan sholat malam dan siang harinya dengan ibadah puasa.
Hai Abu Hurairah! Katakanlah kepada orang-orang yang beriman yang pernah melakukan dosa-dosa kecil ataupun besar, janganlah mati salah seorang pun diantara mereka sedang ia masih bergelimang dengan dosa-dosa itu. Karena barang siapa yang menghadap Tuhannnya dalam keadaan yang demikian itu, maka siksaan atas dosa kecil yang terus menerus dilakukannya itu sama halnya dengan orang yang menghadap Tuhannya dalam keadaan berdosa besar yang terus menerus dikerjakannya pula.

Hai Abu Hurairah! Sesungguhnya, bahwa engkau menghadap Tuhanmu dengan membawa dosa yang besar yang engkau telah taubat daripadanya lebih baik bagimu daripada engkau menemui-Nya padahal engkau telah mempelajari (menghafal) ayat-ayat Al-Qur’an kemudian engkau melupakannya.

Hai Abu Hurairah! Janganlah sekali-kali engkau melaknat (mengutuk) para pemimpinmu (Islam), karena Tuhan akan memasukkan suatu ummat ke dalam neraka jahanam dengan tersebab mereka telah mengutuk pemimpinnya.

Hai Abu Hurairah! Janganlah engkau senang mencaci maki kecuali terhadap setan. Sesungguhnya jika engkau mati dalam keadaan yang demikian, tanganmu kelak akan dijabati (disalami) oleh semua Rasul Allah, para Nabi Allah dan orang-orang yang beriman sampai engkau melangkah ke dalam surga.

Hai Abu Hurairah! Berilah makan kenyang anak yatim dan janda, dan berlakulah sebagai bapak yang pengasih dan penyayang kepada anak yatim, dan berlakulah sebagai suami yang penyantun terhadap wanita janda, niscaya engkau akan diberi ganjaran pada setiap tarikan nafas yang engkau nafaskan(tiup) selama hidup di dunia dengan sebuah mahligai di dalam surga. Setiap mahlighai lebih baik dari dunia ini dengan segala keindahan yang ada padanya.

Hai Abu Hurairah! Berjalanlah engkau ke Masjid Allah di dalam kegelapan malam, niscaya engkau akan diberi Tuhan kebajikan-kebajikan dengan setimbang berat sesuatu yang telah engkau pijak dengan kedua kakimu dari apa-apa yang engkau cintai dan benci sampai pada tujuh petala bumi.

Hai Abu Hurairah! Hendaklah engkau jadikan masjid –masjid, ibadah haji dan ‘umrah serta jihad fi sabilillah sebagai pusat perhatianmu. Sesungguhnya jikalau engkau mati dalam keadaan yang demikian itu, maka Allah SWT akan menghiburmu di dalam kubur, di hari kiamat, diwaktu menyebrangi Siratal Mustaqim, dan Dia (Allah) berbicara dengan engkau di dalam surga.

Hai Abu Hurairah! Janganlah marah bila di katakan kepadamu “takutlah kepada Allah” padahal engkau telah bermaksud untuk berbuat kejahatan. Jika engkau melakukannya, maka ganjaran perbuatanmu itu adalah api neraka.

Hai Abu Hurairah! Barangsiapa yang dikatakan orang kepadanya: “Takutlah kepada Allah” sedang ia marah terhadap hal itu, maka ia akan disuruh berdiri pada hari kiamat di suatu tempat di mana setiap ada malaikat yang lewat ia akan bertanya kepada orang itu: Engkaukah gerangan orang yang bila dikatakan kepadanya : Takutlah kepada Allah, ia menjadi marah? Padahal yang demikian akan mencelakakan diri sendiri. Oleh sebab itu jagalah dirimu dari bencana-bencana hari kiamat yang akan menimpamu!

Hai Abu Hurairah! Berbuatlah kebajikan dengan apa yang telah dikaruniakan Tuhan kepadamu. Karena barang siapa yang berlaku jahat (menyalahgunakan apa yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya) maka sesuatu itu akan menghalanginya kelak di atas titian Siratal Mustaqim dengan bergantung kepadanya. Betapa banyaknya orang mukmin yang diseret ke titian Siratal Mustaqim sebagai pembalasan (qishash)!.

Hai Abu Hurairah! Hendaklah setiap mukmin melakukan sholat di waktu tengah malam walaupun sekedar memerah susu kambing (sebentar). Dan barangsiapa yang mengerjakan sholat malam karena mengharapkan ridha Allah SWT niscaya Allah SWT rela kepadanya dan menyampaikan hajat maksudnya di dunia maupun di akhirat. Maka menukaslah Abu Hurairah dengan bertanya; “Ya Rasul Allah” Pada saat-saat malam yang manakah sholat itu lebih afdhol?” “Pada pertengahan malam,” jawab Rasulullah SAW.

Hai Abu Hurairah! Jika engkau mampu menghadap Tuhan dengan punggung yang ringan (tanpa beban) karena tak ada sangkut paut dengan urusan darah kaum muslimin, harta benda mereka dan kehormatan mereka, maka cobalah berbuat demikian, niscaya kelak engkau menjadi awal orang yang dihampiri Tuhan (muqorrobin).

Hai Abu Hurairah! Dan janganlah engkau jadikan seseorang di antara makhluk Allah sebagai perantara dengan Tuhan Al-Khalik, maka kelak Allah menjadikanmu pula sebagai perantara dari bencana api neraka pada hari kiamat kelak.

Hai Abu Hurairah! Apabila disebut-sebut orang neraka jahanam, maka mohonlah kepada Tuhan supaya engkau dijauhkan darinya. Dan hendaklah hati dan jiwamu meratap karenanya dan bulu romamu meremang karenanya, niscaya Allah akan menjauhkanmu darinya.

Hai Abu Hurairah! Apabila engkau rindu kepada Surga, maka mintalah supaya engkau mendapat bagian darinya. Dan hendaklah hatimu lunak-lembut karena merindukannya, dan kedua air matamu menetes dalam keadaan engkau percaya kepada-Nya, niscaya kelak Allah SWT memberikan surga itu kepadamu dan Dia tidak akan menolak permintaanmu.

Hai Abu Hurairah! Jika engkau bermaksud untuk tidak berpisah dengan aku pada hari Kiamat sehingga engkau tetap bersamaku disurga, maka cintailah aku dengan rasa cinta yang sedemikian rupa hingga engkau tidak dapat melupakan aku. Relalah engkau dengan rezeki yang dikaruniakan Tuhan, karena barangsiapa yang meninggalkan dunia itu padahal ia rela dengan pembagian yang telah diberikan Tuhan padanya, maka ia berpulang ke alam baka dengan kerelaan Tuhan pula. Dan barangsiapa yang Tuhan rela kepadanya, maka surgalah tempat ia kembali.

Hai Abu Hurairah! Suruhlah orang berbuat kebaikan dan laranglah ia berbuat yang munkar. Abu Hurairah bertanya: “Bagaimana aku melaksanakan amar makruf dan nahi munkar?” “Beritahukan manusia tentang kebijaksanaan itu dan ajarkanlah kebajikan itu kepada mereka,” jawab Rasulullah.

Dan apabila engkau melihat orang melakukan perbuatan maksiat, durhaka kepada Allah SWT, maka janganlah engkau takut akan cambuk dan pedangnya; janganlah engkau pergi meninggalkan orang itu sebelum engkau berkata kepadanya “Takutlah engkau kepada Allah!”

Hai Abu Hurairah! Pelajarilah Al-Qur’an dan kemudian ajarkanlah pulalah Al-Qur’an itu kepada orang banyak sampai engkau meninggalkan dunia ini, dan senantiasalah engkau berbuat demikian. Jika demikian halmu akan berdatanganlah para malaikat ke kuburmu dan mereka memberi selawat dan memohonkan ampun bagimu sampai hari Kiamat seperti halnya orang-orang yang beriman beramai-ramai pergi haji ke Baitullah ‘Azza wa Jalla.

Hai Abu Hurairah! Temuilah kaum muslimin dengan wajahmu yang cerah dan berjabat tanganlah dengan mereka dengan mengucapkan salam. Jika engkau mampu berbuat demikian dimana saja engkau berada, maka sesungguhnya para malaikat tetap bersamamu selain untuk menjaga keselamatan engkau, mereka juga memohon ampunan untuk engkau. Ketahuilah! Barangsiapa yang meninggalkan dunia ini di bawah permohonan ampun para malaikat, niscaya Allah memberi ampun bagi dosanya.

Hai Abu Hurairah! Jika engkau ingin mendapat nama yang harum di dunia dan akhirat, tahanlah lisanmu dari mempergunjingkan orang. Karena barangsiapa yang tidak mempergunjingkan orang, niscaya Allah menolongnya di dunia dan akhirat.
Adapun pertolongan-Nya di dunia ini ialah, bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengganggunya, melainkan para malaikat membohongkan mereka yang bermaksud tidak baik terhadap dirinya itu. Dan tentang pertolongan Allah di hari akhirat, ialah kemaafan Tuhan dari kejahatan yang telah dilakukannya serta menerima amal kebajikan yang telah dilakukannya selama ini.

Hai Abu Hurairah! Segeralah pagi-pagi beramal pada jalan Allah niscaya Allah menghamparkan rezeki-Nya untuk engkau. 


Hai Abu Hurairah! Hubungkanlah kasih sayang antara sesamamu, niscaya rezekimu berdatangan dari jurusan yang tidak terduga. dan pergilah naik haji ke rumah Allah (Baitullah), niscaya Allah mengampuni dosamu walaupun separuh tanah Haram (Mekkah).

Hai Abu Hurairah! Merdekakanlah hamba sahaya, niscaya Allah membebaskan anggota tubuh engkau (dari sentuhan api neraka) dengan tiap-tiap anggotanya, dan engkau akan beroleh derajat yang berlipat ganda.

Hai Abu Hurairah! Kenyangkanlah orang lapar, niscaya engkau beroleh pahala sebanyak kebajikan yang telah dilakukannya, dan kebajikan-kebajikannya setelah ia kenyang; tetapi tidak ada sesuatupun keburukan-keburukan yang dilakukannya akan menimpa engkau.

Hai Abu Hurairah! Janganlah engkau pandang rendah sesuatu perbuatan yang makruf yang engkau kerjakan. dan walaupun engkau menuangkan timbamu yang berisi air ke dalam bejana orang yang kehausan, maka hal itu adalah sesuatu perkara kebajikan, dan kebajikan itu besar maupun kecil ganjarannya adalah surga.

Hai Abu Hurairah! Perintahkanlah keluargamu mengerjakan sholat, karena Allah SWT mendatangkan rezeki kepadamu dari jurusan yang tidak disangka-sangka. dan janganlah ada di rumahmu jalan masuk setan.

Hai Abu Hurairah! Apabila bersin saudaramu sesama muslim, maka tasymit do'akanlah dia.
Untuk itu bagimu telah ditentukan duapuluh pahala kebajikan. Aku (Abu Hurairah0 bertanya; "Demi ayahku, engkau dan ibuku, bagaimana bisa demikian?" Nabi menjawab: "Sesungguhnya dikala engkau mengucapkan padanya: "Yahhimakallah" (semoga Tuhan memberi rahmat kepada engkau) dituliskan untukmu sepuluh kebajikan, dan dikala engkau mengucapkan padanya: "Yahdikallah" (semoga Tuhan memberi petunjuk padamu) maka dituliskan untukmu sepuluh pahala lagi.

Hai Abu Hurairah!Hendaklah engkau minta ampunkan kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, karena mereka semua dapat mendorong safaat bagi engkau kelak, dan engkau akan beroleh pahala seperti pahala yang akan di dapat mereka tanpa kurang sedikitpun juga.

Hai Abu Hurairah! Jika engkau ingin terpandang di sisi Tuhan, terpandang sebagai teman Allah, maka percayalah kepada semua Rasul Allah para Nabi Allah serta semua kitab-Nya.

Hai Abu Hurairah! Jika engkau berharap tubuhmu diharamkan dari sentuhan api neraka, maka bacalah di kala pagi dan petang:

"Tiada Tuhan selain Allah sendiriNya, tiada sekutu bagiNya, dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah!

Hai Abu Hurairah! Tidak halal bagimu masuk ke tempat orang yang sedang berada dalam seratul maut sekalipun ia seorang Nabi sehingga ia mengajarkan terlebih dahulu kepada orang itu kalimah syahadah: La ilaha Illallah.

Hai Abu Hurairah! Barangsiapa mengajarkan (mentalkinkan) kepada orang yang sakit dalam sekarat-maut kalimat syahadah : "La ilaaha Illallah wahdahu laa syarikalah", sehingga kalimat itu diucapkan pula oleh si sakit, ia akan memperoleh sekalian kebajikannya. Tetapi apabila si sakit tidak mengucapkan kalimat syahadah itu, maka ia akan memperoleh pahala kebajikan orang yang memerdekakan budak dengan kalimah "Laa ilaaha Illallah" yang telah diucapkannya terhadap si sakit.


Hai Abu Hurairah! Talkinkanlah orang yang akan mati dengan syahadah : "Laa ilaaha illallah Rabbighfirli," makan kalimah itu akan meruntuhkan ratakan segala dosa.

Aku (Abu Hurairah) bertanya: "Ya Rasulullah, Ini adalah untuk orang yang akan mati, maka bagaimanakan terhadap orang yang masih hidup?" Di tentu lebih meruntuh-ratakan lagi dosa itu" jawab Rasulullah.

Hai Abu Hurairah! Jika engkau mampu menurunkan hujan dari langit dengan melakukan sholat dua rokaat (Istisqa), maka engkau akan memperoleh pahala kebajikan-kebajikan sebanyak tetesa hujan yang turun dari langit, dan sebanyak helai daun yang tumbuh akibat hujan itu.

Hai Abu Hurairah! sedekahkanlah air, karena tak seorangpun yang berwudhu' dengannya melainkan engkau memperoleh kebajikan seperti yang diperolehnya sendiri, tanpa kurang sedikit pun juga.

Hai Abu Hurairah! Tahukah engkau bahwa seseorang lelaki diampuni Tuhan dosanya, hanya karena ia telah mananam rumput hijau, kemudian datanglah binatang sehingga rumput itu dimakannya.

Hai Abu Hurairah! Ucapkanlah kepada manusia kata-kata yang baik, niscaya engkau beroleh bahagia pada hari Kiamat.

Hai Abu Hurairah! Jenguklah orang miskin yang kafir maupun muslim! maka jika engkau jenguk orang kafir yang miskin, niscaya Allah SWT memberi rahmat untukmu. Adapun pahalamu jika engkau menjenguk muslim yang miskin, tak dapat saya lukiskan kebaikannya.

Hai Abu Hurairah! Jika engkau berada dalam lingkungan keluarga ayahmy, ibumu atau anakmu, maka tak boleh engkau menyedekahkan hartanya kecuali dengan izinnya.

Hai Abu Hurairah! Tidaklah halal bagimu harta istrimu yang telah engkau berikan padanya, kecuali sesuatu yang diberikannya kepadamu dengan sukarela tanpa engkau minta. Demikian, karena firman Allah yang artinya berbunyi: "Maka jika mereka (istri) itu berbuat baik kepadamu dengan memberikan sesuatu miliknya kepadamu, maka makanlah dengan lezat dan puas." (An-Nisa : 4)

Hai Abu Hurairah! Katakanlah kepada kaum istri, bahwa tidak halal bagi mereka menyedekahkan sesuatu benda yang ada dalam rumah suami mereka, kecuali segala sesuatu yang basah (tidak tahan lama: pisang, pepaya, apel dsb) yang mereka khawatirkan rusak dan busuk bila suaminya tidak ada di rumah.

Hai Abu Hurairah! Ajarkan sunnahku pada manusia, niscaya wajahmu beroleh nur yang terang benderang pada hari kiamat yang girang-gembira melihatmu baik orang-orang yang dahulu maupun orang-orang yang kemudian.

Hai Abu Hurairah! Jadilah engkau muadzin atau Imam! Karena bila engkau angkat suaramu itu naik membumbung tinggi sampai ke Arasy, maka tidak melewati suaramu akan segala sesuatu, melainkan tiap-tiap suara beroleh sepuluh kebaikan. Dan apabila engkau bertindak menjadi imam, engkau akan beroleh pahala sebanyak pahala orang yang sholat menjadi makmum di belakang engkau tanpa dikurangi sedikitpun jua, kecuali jika engkau menjadi imam yang berkhianat. Aku (Abu Hurairah bertanya; "Hai Rasul Allah! Bagaimana imam yang berkhianat itu?" Rasul menjawab; "Apabila engkau mengkhususkan do'a hanya hanya untuk engkau sendiri tanpa menyertakan mereka, maka berarti engkau telah mengkhianati mereka".

Hai Abu Hurairah! Ajarkan anak-anak keluargamu dengan lisanmu agar supaya mereka mengerjakan sholat dan bersuci. tetapi apabila mereka telah sampai berumur sepuluh tahun, maka lecutlah, akan tetapi jangan sampai melebihi tiga kali.


Hai Abu Hurairah! Perhatikanlah nasih Ibnu Sabil (mahasiswa-pelajar, perantau2 yang terlanta hidupnya, pen) maka bawalah ia ke rumahmu atau ke rumah sanak familimu niscaya engkau ditemani malaikat waktu engkau menyebrangi Shiratal Mustaqim.

Hai Abu Hurairah! Temanilah duduk kaum fakir miskin, karena rahmat Allah tidak jauh dari mereka sekejap matapun.

Hai Abu Hurairah! Janganlah engkau sebarkan duri di jalanan yang dilewati kaum muslimin untuk menyakiti mereka. karena barang siapa yang menyakiti kaum muslimin di jalan-jalan yang dilalui mereka, maka ia akan dicaci maki oleh orang islam dan malaikat.

Hai Abu Hurairah! Bila engkau bertemu dengan sesuatu rintangan (lubang) di jalan, maka timbunlah dengan tanah, niscaya Allah menutupi dosamu di hari kiamat.

Hai Abu Hurairah! Apabila engkau membimbing orang buta, peganglah tangan kirinya dengan tangan kanan engkau, dan itu berarti suatu sedekah.

Hai Abu Hurairah! Barangsiapa yang berjalan satu mil dengan menuntun orang buta, maka ia akan beroleh pahala setiap hasta yang dilangkahkannya sampai kelak Allah SWT memperdengarkan kepadanya apa yang menggembirakannya di hari kiamat.

Hai Abu Hurairah! Janganlah engkau turut menuntun orang Yahudi ke Synagog (rumah ibadahnya), jangan pula orang Nasrani ke gerejanya, orang Sabiin ke kuilnya, orang majsi ke rumah api (klenteng)nya, dan orang musyrik ke rumah berhalanya, maka kalau engkau berbuat demikian, niscaya dituliskan Tuhan bagimu kesalahan seperti dosa-dosa mereka sampai ia kembali pulang dari tempat-tempat tersebut.

Hai Abu Hurairah! Bimbinglah para hamba Allah ke masjid-masjid Allah, ke tanah suci dan ziarah ke kuburku, niscaya engkau akan beroleh pahala seperti pahala-pahala yang didapat mereka tanpa kurang sedikitpun.

Hai Abu Hurairah! Sampaikanlah kepada kaum wanita, bahwa mereka tak usah ziarah ke kuburku, tetapi kewajiban mereka adalah melakukan ibadah haji ke Baitullah, yakni apabila ada mahramnya. Dan kalau tidak demikian, maka mereka tak boleh pergi. Aku (Abu Hurairah) bertanya: Ya Rasul Allah, sekalipun wanita itu telah merupakan tunggul pohon (tak ada daya tariknya)?" Ya, sekalipun wanita itu telah merupakan tunggul pohon (khasyafah) yang tidak ada daya tariknya lagi," jawab Rasulullah.

Hai Abu Hurairah! Jika engkau mampu berbuat, bahwa janganlah ada hendakna seorang zalimpun yang dapat berbuat terhadap dirimu, baik dengan tangan maupun dengan lisannya. Aku senang bila engkau dapat berbuat demikian. Silahkan!

Hai Abu Hurairah! Janganlah ada seorang pun diantara para pemimpin (pemerintah)mu kecuali ia orang yang adil sebagaimana engkau sendiri bersikap adil. Tetapi jika engkau telah bersikap adil, padahal tetanggamu tidak, adalah engkau temannya dalam dosa, tetapi tidak menjadi temannya dalam pahala.

Hai Abu Hurairah! Jika engkau mempunyai harta benda yang telah wajib dizakatkan, maka keluarkanlah zakatnya. Maka apabila harta itu ditimpa bencana dan engkau telah mengeluarkan zakatnya satu kali, maka memadailah itu sampai hari kiamat.

Hai Abu Hurairah! Apabila engkau bertemu dengan orang-orang yahudi dan Nasrani, maka janganlah engkau jabat tangannya selagi dalam keadaan berwudhu. Maka jika engkau berbuat demikian ulangilah wudhu'mu kembali. 


Hai Abu Hurairah! Janganlah engkau panggil seseorang itu dengan kata-kata: yahudi, nasrani, dan majusi, tetapi sebutlah dengan namanya masing-masing, karena demi Allah, engkau berarti telah menghinanya dengan sebutan yang demikian itu. Tetapi sebaliknya juga tidak halal bagimu memuliakannya sedemikian rupa, karena bagi mereka cukup perjanjian dan jaminan, bahwa harta mereka tidak akan diambil kecuali dengan kerelaan hati masing-masing. Janganlah engkau memasuki rumah-rumah mereka kecuali dengan izin mereka, dan jangan engkau berada di tengah-tengah mereka dan anak-anak mereka, dan janganlah dikhianati mereka dalam urusan wanita mereka. demikian ajaranku kepadamu agar kamu mengerti tentang petunjuk agama.

Hai Abu Hurairah! Apabila engkau bersunyi diri berbicara berduaan dengan orang yahudi, nasrani maupun majusi, maka tidak halal bagimu berpisah sebelum engkau mengajaknya ke dalam agama islam.

Hai Abu Hurairah! janganlah sekali-kali engkau bertengkar dengan salah seorang di antara mereka. karena barangkali ia akan mengemukakan kepadamu ayat yang turun dari langit, khawatir engkau akan mendustakannya; atau sebaliknya engkau mengumukakan pula suatu firman Allah, maka dia mendustakan engkau pula. Tidak ada pembicaraanmu yang lebih baik kecuali engkau menyerunya kepada islam. demikianlah yang dimaksud oleh Allah "Debatlah mereka degan cara yang lebih baik" (An Nahl :125) yakni mengajak mereka supaya menganut Islam.

Hai Abu Hurairah! Sholatlah kamu dengan memakai kain yang sama, baik engkau Imam ataupun sebagai makmum, sekalipun kain itu kasar.

Hai Abu Hurairah! Adakah engkau ingin beroleh pahala seperti pahalanya kaum syuhada perang Badar? Cobalah perhatikan seorang muslim yang tidak mempunyai pakaian yang akan di pakainya ke Masjid pada hari Jum'at, maka pinjamilah atau berikanlah kain itu kepadanya.

Hai Abu Hurairah! Inginkah engkau tidak mendengar raungan suara api neraka dan tidak sampai padamu jilatan api neraka itu? Maka bantulah orang-orang yang mengharapkan pertolongan, karena bahaya kebakarankah, kecuriankah, kebanjirankah atau karena keruntuhan rumah.

Hai Abu Hurairah! Selamatkanlah seseorang dari marabahaya dan kesusahan hidup niscaya engkau akan terlepas daripada kedukaan pada hari kiamat.

Hai Abu Hurairah! Berjalanlah kepada orang yang berhutang kepadamu dengan membawa haknya niscaya engkau diirngi malaikat dengan memberi selawat kepadamu.

Hai Abu Hurairah! Barangsiapa yang diketahui Allah, bahwa ia telah berhasrat membayar hutangnnya, niscaya Allah memberi rezekinya dengan tidak terduga, dan Allah mempersiapkannya utuk dapat membayar hutangnya itu selagi ia hidup atau sesudah matinya.

Hai Abu Hurairah! Barangsiapa yang beroleh karunia harta benda yang halal dan ia keluarkan zakatnya, kemudian harta itu diwariskan kepada pewaris-pewaris sepeninggalnya, maka segala sesuatu kebajikan yang diperbuat oleh para pewarisnya itu dengan mempergunakan harta peninggalannya itu, akan diperolehnya pahala sama seperti yang di dapat oleh para pewarisnya dengan tidak dikurangi sedikitpun.

Hai Abu Hurairah! Barangsiapa yang menuduh (memfitnah) orang mukmin yang sudah beristri maupun bersuami melakukan perzinahan, dia akan dikurung pada hari kiamat dalam sebuah lembah "khabal" sampai dia mampu menunjukkan bukti dari apa yang diucapkannya itu. Aku (Abu Hurairah) bertanya: "Ya Rasul Allah apakah lembah "Khabal" itu?" Beliau menjawab: "Sebuah lembah yang terletak dalam neraka jahannam dimana mengalir nanah dan apa-apa yang keluar dari rongga mereka".

Dan threadnya pun berakhir sampai disini. Walau belum tamat sebenarnya, tapi gada yang bisa dishare lagi. hix...:( Menurut informasi, buku ini uda g dicetak lagi. Kemarin ada seorang dosen UII yang akhirnya memfotokopi dan membagikan secara gratis (bukan untuk mengambil keuntungan, tapi sekedar berbagi. Semoga penulis bukunya ikhlas, dan mendapatkan pahala berlipat, amin.)


Dipikir-pikir, banyak juga ya wasiatnya. Ini belum seberapa, bisa g y ngikutinnya. Yah, mari berusaha, mengumpulkan azzam-azzam yang berserak.


-gadiskcil yang sedang mengumpulkan serpihan azzam-

Detik-Detik Kepergian Rasulullah (Bab I)

I don't know why, within this 2 days, I got a message, a link, even a story about this one. When I searched about that, nangis...:p Hanya sekedar ingin berbagi...karena di link http://www.kaskus.us/showthread.php?t=872715&page=1 ceritanya sepotong", saya coba satukan, biar gampang bacanya, sekalian nyimpen buat file pribadi, hehe:p

Bismillaahirrahmaanirraahiiim


DETIK-DETIK TERAKHIR KEHIDUPAN RASULULLAH
Oleh : K.H. Fidaus A.N


I. Detik-detik Terakhir Peristiwa Tentang wafatnya Rasulullah SAW


Peristiwa tentang wafatnya seorang pemimpin alam semesta, seorang Nabi dan Seorang Rosul Tuhan yang terakhir adalah peristiwa maha besar. Tidak ada sejarah yang telah mengungkapkan peristiwa yang mendetail sedemikian rupa tentang berpulangnya seorang Rosul Tuhan seperti halnya dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW itu.

Isyarat-isyarat tentang bayang-bayang akan terjadinya peristiwa besar yang sangat mengharukan hati itu telah terlebih dahulu memperlihatkan tanda-tandanya kepada ummat pengikut beliau.

Isyarat itu antara lain terlukis dalam bunyi Khutbah Arafah oleh Rasulullah, dan juga bunyi Firman Allah SWT sebagai Wahyu Tuhan yang terakhir yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, dikala beliau menunaikan ibadah rukun Islam yang kelima sebagai Haji Perpisahan

"Pada hari ini Aku (Allah) sempurnakan bagimu Agamamu, Aku cukupkan nikmatKu untukmu dan Aku rela Islam sebagai agamamu" (Al-Qur'an, Al-Maidah ayat 3)

Khutbah Arafah

Setelah mencucurkan keringat, darah dan air mata berpuluh-puluh tahun lamanya (23 tahun), berjuang dengan sekuat tenaga daya dan kesungguhan dan berdakwah memberantas penyakit-penyakita jaman jahiliah, zaman kebodohan ummat di kala itu, memanggil manusia ke jalan Tuhan, berjihad menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan Ilahi, maka akhirnya berhasillah beliau dalam menunaikan misi sucinya, menegakkan Islam sebagai agama wahyu satu-satunya yang dipilih Tuhan untuk ummat manusia di bawah
langit ini.

Setelah berhala-berhala, patung-patung ciptaan zaman jahiliah itu diruntuh-ratakan sebagai lambang kemusyrikan; setelah penyakit syirik terbongkar dari dada ummat manusia, dan kemudian di isi beliau dengan air hikmah, Iman dan Tauhid yang murni, maka terasalah bagi beliau, ia tak akan
lama lagi akan dipanggil oleh Tuhan ke HadiratNya, berpisah dengan ummat yang sedang dibina dan dipimpinnya dengan sukses gilang-gemilang itu

Maka demikianlah, pada musim haji tahun ke-10 hijriah, bersama-sama kurang lebih 114.000 kaum muslimin yang datang dari segenap penjuru Arabia, beliau pun menunaikan ibadah Haji Akbar yang bagi beliau sendiri adalah merupakan Haji Perpisahan (wada') haji terakhir, karena beliau tidak dapat lagi
bersama ummatnya menunaikan ibadah suci itu pada tahun mendatang.

Dalam Haji Wada' inilah beliau menyampaikan mutiara wasiat yang dianggap sangat berharga bagi ummat beliau, disamping itu juga menyelipkan ultimatum Tuhan kepada kaum Musyrikin, bahwa Allah dan RasulNya telah memutuskan hubungan dengan mereka, karena aqidah mereka adalah bernoda dan najis.
Dan sejak tahun ke-9 Hijriah telah dibuat tapal batas tanah suci Mekkah dan madinah (tanah haram) yang sama sekali tidak diijinkan kaum kafir untuk menginjaknya sampai hari kiamat kelak.

Khutbah Arafah yang akan merupakan pegangan hidup dan matinya kaum muslimin itu, adalah juga merupakan piagam perdamaian yang mempunyai nilai kemasyarakan yang tinggi, diucapkan beliau dari atas untanya yang berdiri di Namirah dekat bukit Arafah, yang terletak di tengah-tengah padang Arafah yang dahsyat dan luas itu. Khutbah bersejarah yang diabadikan sepanjang masa itu berbunyi antara lain seperti di bawah ini :

"Wahai ummat manusia, dengarkanlah nasehatku baik-baik, karena barangkali aku tidak dapat lagi bertemu muka dengan kamu semua di tempat ini.
"Tahukah kamu semua, hari apa inikah ini? Yang dijawab sendiri oleh beliau: Inilah hari Nahar, hari kurban yang suci. Tahukah kamu bulan apakah ini? inilah bulan suci. Tahukah kamu tempat apakah ini? inilah kota yang suci."

Haram Menumpahkan Darah

"Maka dari itu aku umumkan kepada kamu semua bahwa darah dan nyawamu, harta bendamu dan kehormatan yang satu terhadap yang lainnya haram atas kamu sampai kamu bertemu dengan Tuhanmu kelak. Semua harus kamu sucikan sebagaimana sucinya hari ini, sebagaimana sucinya bulan ini
dan sebagaimana sucinya kota ini. Hendaklah berita ini di sampaikan kepada orang-orang yang tidak hadir di tempat ini oleh kamu sekalian! Bukankah aku telah menyampaikan?! O, Tuhan sasksikanlah!"

Hapuskan Riba

"Hari ini hendaklah dihapuskan segala macam bentuk riba. Maka barangsiapa yang memegang amanah ditangannya, hendaklah ia bayarkan kepada yang punya. Dan sesungguhnya riba jahiliah itu adalah batil. dan awal riba yang pertama kali aku sapu bersih adalah riba yang dilakukan oleh
pamanku sendiri, Abbas bin Abd. Muthalib.

"Hari ini haruslah dihapuskan semua bentuk pembalasan dendam dan pembunuhan jahiliah, dan penuntutan darah ala Jahiliah yang mula pertama kali aku hapuskan adalah atas tuntutan darah 'Amir bin Haris.

"wahai manusia! Hari ini Setan telah putus asa untuk dapat disembah pada bumimu yang suci ini. Tetapi ia bangga bila kamu dapat mentaatinya walaupun dalam perkara yang kelihatannya kecil sekalipun, maka waspadalah kamu atasnya!
"Hai manusia! Sesungguhnya zaman itu beredar semenjak Allah jadikan langit dan bumi"

Hak dan Kewajiban Suami Istri

"Wahai manusia! Sesungguhnya bagi kaum wanita itu (istrimu) ada hak-hak yang harus dipenuhi, dan bagimu juga ada hak-hak yang harus dipenuhi oleh istri itu. Ialah, bahwa mereka tidak boleh sekali-kali membawa orang lain ke tempat tidur selain kamu sendiri, dan mereka tidak boleh membawa orang lain yang tidak kamu sukai ke rumahmu, kecuali setelah mendapat izin dari kamu terlebih dahulu. Maka sekiranya kaum wanita itu melanggar ketentuan-ketentuan yang demikaian, sesungguhnya Allah telah berarti mengizinkan kamu untuk meninggalkan mereka, dan kamu boleh melecut
ringan terhadap diri mereka yang berdosa itu.

"Tetapi bila mereka berhenti dan tunduk kepadamu,maka menjadi kewajibanmulah untuk memberi nafkah dan pakaian mereka dengan sebaik-baiknya. Ingatlah,bahwa kaum hawa itu adalah mahluk yang
lemah di sampingmu, mereka tidak berkuasa. Kamu telah bawa mereka dengan suatu amanat dari Tuhanmu dan kamu telah halalkan kehormatan mereka dengan kalimat Allah. Maka dari itu, takwalah kepada Allah tentang urusan wanita dan terimalah ini wasiat untuk bergaul lebih baik dengan mereka! Wahai ummat, bukankah aku telah menyampaikan?! O, Tuhan, tolong saksikanlah!"

Pegangan Hidup

"Wahai manusia! Sesungguhnya aku meninggalkan kepadamu sesuatu, yang bila kamu pegang ia erat-erat niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya, dua saja: Kitab Allah dan Sunnah RasulNya. Hai manusia dengarkanlah baik-baik apa yang aku ucapkan kepadamu niscaya pasti kamu bahagia untuk selama-lamanya dalam hidupmu!"

Persaudaraan Islam

"Wahai manusia! Kamu Hendaklah mengerti, bahwa orang-orang beriman itu bersaudara. Maka bagi masing-masing pribadi diantara kamu terlarang keras untuk mengambil harta saudaranya kecuali dengan izin hati yang ikhlas. Bukankah Aku telah menyampaikan?! O, Tuhan tolong saksikan!"

"Janganlah kamu setelah aku meninggal nantikembali kepada kafir, dimana sebagian kamu mempermainkan senjata untuk menebas leher kawannya yang lain. karena, bukankah aku telah tinggalkan untukmu
pedoman yang benar, yang bila kamu ambil ia sebagai pegangan dan suluh kehidupanmu tentu kamu tidak akan tersesat, yakni Kitab Allah (Al-Qur'an).

"Hai manusia, bukankah aku telah menyampaikan?! O, Tuhan saksikanlah!"

Persamaan Hak

"Hai manusia! Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah tunggal dan sesungguhnya kamu berasal dari satu Bapak. semua dari Adam dan Adam terjadi dari tanah. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu semua di sisi Tuhan adalah orang yang paling taqwa, tidak sedikitpun ada kelebihan bangsa Arab, kecuali dengan taqwa.

"Hai manusia! Bukankah aku telah menyampaikannya?! O, Tuhan saksikanlah! Maka hendaklah barang siapa yang hadir diantara kamu di tempat ini berkewajiban untuk menyampaikan pesan wasiat ini kepada
mereka yang tidak hadir!"

Setelah Nabi mengakhiri Khutbah Al-Wada' yang sangat berkesan itu dengan nada suara yang tinggi sambil menujuk ke langit, maka berteriak pulalah para jemaah haji yang sedang berkumpul di padang Arafah itu menyahut serentak dengan suara yang lantang dan bergema membahana, membelah kesunyian padang pasir yang luas dan tandus itu dengan beramai-ramai mengucapkan "Demi Tuhan! Sesungguhnya Engkau (Muhammad) telah menyampaikan amanah perintahperintah Tuhanmu!"

***
Setelah mengikuti sejenak khutbah yang diabadikan itu selaku pesan dan amanat umum Rasulullah sebagai gemblengan beliau kepada ummatnya, maka marilah kita mengikuti riwayat yang melukiskan peristiwa bersejarah tentang wafatnya Nabi kita Muhammad SAW.

"Diriwayatkan, bahwa setelah turun wahyu Al-Qur'an, surat Al-Maidah ayat 3 tersebut di atas, menangislah Umar bin khatab r.a. Maka Nabi SAW berkata kepadanya. "Apakah gerangan yang menyebabkan engkau menangis hai Umar?", tanya Rasulullah. Umar menjawab, "Kita semua sudah berada dalam agama yang sempurna dan lengkap. Tetapi apabila ia sudah sampai kepada titik puncak kesempurnaan maka di atas itu tidak adal lagi yang lain, kecuali suatu kemunduran". Nabi menukas; "Benarlah engkau!"

Pada mulanya Nabi tidak mampu untuk menduga-duga kemungkinan - kemungkinan yang terselip dalam arti ayat yang di atas, sehingga beliau hanya terengah dan bertelekan diatas untanya saja. Unta pun berhenti dan malaikat Jibril AS pun datang sambil berkata kepada Nabi:

"Ya Muhammad, hari ini telah sempurna urusan agamamu, telah selesai apa yang diperintahkan Tuhanmu dan juga segala apa yang dilarangNya. Maka dari itu, kumpulkan semua sahabatmu, dan beritahukan kepada mereka, bahwa saya tidak akan turun-turun lagi membawa wahyu kepadamu sesudah hari ini!"

Maka pulanglah Nabi dari Mekkah ke Madinah. Dan di sana dikumpulkanlah oleh beliau para sahabatnya dan dibacakannya ayat ini kepada mereka serta diberitahukannya apa yang dikatakan Jibril AS kepadanya itu.

Semua sahabat menjadi gembira mendengarnya, kecuali Abu Bakar r.a., dan para sahabat itu berkata:

"Telah sempurna agama kita!" Tetapi Abu Bakar pulang ke rumahnya sendirian dalam keadaan murung dan sedih. Dikuncinya pintu rumahnya dan iapun sibuk menangis sepanjang malam dan siang. Hal ini terdengar oleh para sahabat dan mereka berkumpul bersama-sama untuk mendatangi rumah Abu Bakar.

- Sahabat bertanya : "Kenapa kerjamu menangis saja hai Abu Bakar
disaat orang lain semua bersuka ria, bukankah Tuhan telah
menyempurnakan agama kita?"
- Abu Bakar menjawab : "Kamu semua tidak tahu bencana-bencana
apakah kelak yang akan terjadi menimpa kita semua. Apakah kamu tidak
mengerti : bahwa tidak ada sesuatu apabila ia telah sampai pada
titik kesempurnaan, melainkan itu berarti permulaan kemerosotannya.
Dalam ayat terbayang akan perpecahan di kalangan kita nanti, dan nasib
Hasan dan Husain yang akan menjadi anak yatim, serta para
istri Nabi yang menjadi janda".

Mendengar itu terpekiklah para sahabat dan dalam suasana penuh keharuan mereka menangislah semuanya, dan terdengarlah ratap tangis yang sayu dari rumah Abu Bakar itu oleh para tetangga yang lain dan mereka ini segera datang kepada Nabi Muhammad SAW sendiri sambil menanyakan kepada beliau hakikat kejadian yang sebenarnya.

"Ya Rasul Allah, kami tidak tahu keadaan yang menimpa diri para sahabat, kecuali kami mendengar pekik tangis mereka belaka". Mendengar itu berubah-
lah wajah Rasulullah dan iapun segera berdiri menuju tempat para sahabat.
Setelah dilihatnya keadaan para sahabat dalam keadaan sedemikian rupa, beliaupun bertanya:

"Apakah yang kalian tangiskan?" Menjawablah Ali: "Abu Bakar berkata kepada kami: "Sesungguhnya saya mendengar angin kematian Rasulullah berdesir melalui ayat ini" dan bukankah dapat dijadikan bukti ayat ini bagi bagi kematian engkau?"

Nabi menjawab : "Benarlah Abu Bakar dalam segala apa yang dikatakannya itu. Telah dekat masa kepergianku dari antara kamu semua, dan telah datang masa perpisahanku dengan kamu semua".

Penegasan Nabi itu adalah isyarat, bahwa benarlah Abu Bakar seorang yang paling arif di antara para sahabat Nabi. dan ketika Abu Bakar mendengar ucapan Nabi itu iapun berteriak dan langsung jatuh pingsan. Ali menjadi
gemetar, para sahabat menjadi gelisah; mereka semua ketakutan dan semua menangis menjadi-jadi. Begitu juga para malaikat di langit, makhluk-makhluk yang melata di bumi, hewan-hewan di daratan dan di lautan semuanya
turut berkabung dan berduka cita. Kemudian Nabi bersalam berjabatan tangan dengan satu demi satu para sahabat mengucapkan perpisahan dan beliaupun menangis sambil memberikan amanah nasehat kepada mereka semua.

Setelah turun ayat Al-Qur'an yang terakhir itu Nabi Muhammad SAW masih menjalani hidupnya 81 hari lagi. Ya, demikianlah setelah ayat itu turun beliau naik ke atas mimbar mengucapkan khutbah sambil menangis, dan hadirin mendengarkannya sambil bercucuran air mata pula. Suatu khutbah yang mendebarkan hati dan menegakkan bulu roma, tetapi disamping itu juga khutbah yang mengungkapkan harapan-harapan dan peringatan.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra., bahwa setelah dekat dengan wafatnya Rasulullah, beliau memerintahkan Bilal supaya adzan, memanggil manusia untuk sholat bersama-sama. Maka berkumpulah kaum Muhajirin dan Anshar ke masjid
Rasulullah SAW itu. Setelah selesai sholat dua rakaat yang ringan kemudian beliau naik mimbar lalu mengucapkan puji dan sanjungan kepada Allah SWT., dan kemudian beliau membawakan khutbahnya yang sangat berkesan dan membuat hati terharu dan mengucurkan air mata. Beliau berkata antara lain :

"Sesungguhnya saya ini adalah Nabimu, pemberi nasihat dan da'i menyeru manusia ke jalan Tuhan dengan izinNya. Aku ini bagimu bagaikan saudara yang penyayang dan Bapa yang pengasih. Siapa yang merasa teraniaya olehku di antara kamu semua, hendaklah ia bangkit berdiri sekarang juga untuk melakukan kisas kepadaku sebelum ia melakukannya di hari kiamat nanti".

Sekali duakali beliau mengulang kalimatnya itu, dan pada ketiga kalinya barulah berdiri seorang laki-laki bernama Ukasyah Ibnu Muhsin. Ia berdiri di hadapan Nabi SAW. sambil berkata: "Ibuku dan ayahku menjadi tebusanmu ya Rasul
Allah. Kalau tidaklah karena Engkau telah berkali-kali menuntut supaya berbuat sesuatu atas dirimu, tidaklah aku akan berani tampil untuk memperkenankan- nya sesuai dengan permintaanmu.

"Dulu aku, pernah bersamamu di medan perang Badar sehingga untaku berdampingan sekali dengan untamu, maka akupun turun dari atas untaku dan aku menghampiri engkau, lantas akupun mencium paha engkau. Kemudian engkau mengangkat cambuk memukul untamu supaya berjalan cepat, tetapi engkau sebenarnya telah memukul lambung sampingku; saya tidak tahu apakah itu dengan engkau sengaja atau tidak Ya Rasul Allah, ataukah barangkali maksudmu dengan itu engkau hendak melecut untamu sendiri?"

Rasulullah menjawab; "Maha suci Allah ya Ukasyah, bahwa Rasulullah akan bermaksud memukul engkau dengan sengaja".

Kemudian Nabi menyuruh Bilal supaya pergi kerumah Fatimah, "supaya Fatimah ra. memberikan kepadaku cambukku" kata beliau. Bilal segera keluar Masjid dengan tangannya diletakkan di atas kepalanya keheranan sambil berkata
sendirian: "Inilah Rasulullah memberikan kesempatan mengambil kisas terhadap dirinya!" Diketuknya pintu rumah Fatimah ra. yang menyahut dari dalam: "Siapakah di luar?"

"Saya datang kepadamu untuk mengambil cambuk Rasulullah," jawab Bilal. "Apakah yang akan dilakukan Ayahku dengan cambuk ini?" tanya Fatimah kepada Bilal.

"Ya Fatimah! Ayahmu memberikan kesempatan kepada orang untuk mengambil kisas terhadap dirinya," Bilal menegaskan.

"Siapakah pula gerangan itu yang sampai hati untuk mengkisas Rasulullah?" tukas Fatimah keheranan.

Bilalpun mengambil cambuk dan membawanya masuk masjid, lalu diberikannya kepada Rasulullah, dan Rasulullahpun menyerahkannya kepada tangan Ukasuah.

Tatkala hal itu dilihat oleh Abu Bakar dan Umar ra., keduanya berkata kepada Ukasyah: "Hai Ukasyah! kami sekarang berada di hadapanmu, pukul kisaslah kami berdua, dan jangan sekali-kali engkau pukul Rasulullah SAW!".Rasulullah
menyela dengan katanya: "Duduklah kalian keduanya, Allah telah mengetahui kedudukan kamu berdua".

Kemudian berdiri pula Ali bin Abi Thalib sambil berkata: "Hai Ukasyah! Saya ini sekarang masih hidup di hadapan Nabi SAW. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan mengambil kesempatan kisas memukul Rasulullah. Inilah
punggungku, maka kisaslah aku dengan tanganmu dan deralah aku dengan tangan engkau sendiri!" Nabi pun menukas pula,

"Allah SWT. telah tahu kedudukan dan niatmu, wahai Ali!"

Kemudian tampil pula kedua kakak-beradik, Hasan dan Husein

"Hai Ukasyah! Bukankah Engkau telah mengetahui, bahwa kami adalah cucu kandung Rasulullah, dan kisaslah terhadap diri kami dan itu berarti sama juga dengan mengkisas Rasulullah sendiri!". Tetapi Rasulullah menegur pula kedua
cucunya itu dengan kata beliau: "Duduklah kalian keduanya, wahai penyejuk mataku!"

Dan akhirnya Nabi SAW berkata:

"Hai Ukasyah! Pukulah aku jika engkau berhasrat mengambil kisas!"

"Ya Rasul Allah! Sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak lekat kain di badanku," kata Ukasyah.

Lantas tanpa berbicara Rasulullah segera membuka bajunya, maka berteriaklah kaum muslimin yang hadir sambil menangis.

Maka tatkala Ukasyah melihat putih tubuhnya Rasulullah, ia segera mendekap tubuh Nabi Muhammad SAW dan mencium punggung beliau sepuas-puasnya sambil berkata:

"Tebusanmu Rohku ya Rasul Allah, siapakah yang tega sampai hatinya
untuk mengambil kesempatan mengkisas engkau ya Rasul Allah? saya
sengaja berbuat demikian hanyalah karena berharap agar supaya
tubuhku dapat menyentuh tubuh engkau yang mulia, dan agar supaya
Allah SWT., dengan kehormatan engkau dapat menjagaku dari sentuhan
api neraka
".

Akhirnya berkatalah Rasulullah SAW :

"Ketahuilah wahai para sahabat! Barangsiapa yang ingin melihat penduduk surga, maka melihatlah kepada pribadi lelaki ini!".

Lantas bangkit berdirilah kaum muslimin beramai-ramai, mencium Ukasyah diantara kedua matanya dan mereka berkata: "Berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang tinggi dan menjadi teman Rasulullah SAW di surga kelak".

" Ya Allah! Demi kemulian dan kebesaran Engkau mudahkanlah juga bagi kami mendapatkan syafaatnya Rasulullah SAW di negeri akhirat yang abadi!" Amiin.



Berkatalah Ibnu Mas'ud (salah seorang sahabat Nabi yang terdekat):

"Dikala telah dekat waktu wafatnya Rasulullah SAW., kami berkumpul bersama-sama di rumah ibu kita Aisyah ra. Nabi menoleh kepada kami dan kemudian kedua matanya mencucurkan air mata, dan kemudian beliau berkata antara lain:

"selamat datang bagi kalian semua, semoga Tuhan melimpahkan rahmatNya kepada kamu!" Aku berwasiat kepada kamu semua dengan takwalah, taat kepadaNya. Telah dekat masa perpisahan dan telah hampir waktu pulang kepada Allah dan kepada Surga Al-Makwa. Hendaklah Ali memandikan saya, Al-Fadal bin Abbas dan Usamah bin Zaid yang menuangkan air, dan kemudian kafanilah aku dengan kain jika kamu menghendaki yang demikian atau dengan kain putih buatan Yaman!"

"Apabila kamu telah selesai memandikanku, letakkanlah jenazahku di atas tempat tidurku di rumahku ini di atas pinggir lubang kuburku. Kemudian bawalah aku keluar sesaat, maka awal pertama kali yang memberi selawat kepadaku adalah Allah Azza wa Jalla sendiri, kemudian Jibril, kemudian Mikail, kemudian Israfil, kemudian malaikat maut (Izrail) bersama pasukannya dan kemudian segenap para malaikat. Sesudah itu barulah kamu masuk kepadaku rombongan demi rombongan dan sholatkanlah aku bersama-sama"

Setelah para sahabat mendengar kata-kata amanat perpisahan Rasulullah SAW. mereka menjerit dan menangis dan kemudian berkata :

"Ya Rasul Allah! Engkau adalah Rasul kami, penghimpun pembina kekuatan kami dan penguasa urusan kami, apabila engkau pergi dari kalangan kami, kepada siapakah gerangan lagi kami pergi kembali?"

Maka menjawablah Nabi SAW :

"Aku tinggalkan kamu di atas jalan yang terang, dan Aku tinggalkan untukmu dua juru nasihat, yang berbicara dan yang diam. penasihat yang berbicara ialah Al-Qur'an dan yang diam ialah maut. Apabila kamu menghadapi persoalan-persoalan yang musykil, maka kembalilah kepada Al-Qur'an dan Sunnah, dan apabila hati kamu kesat-kusut, maka tuntunlah ia dengan
mengambil iktibar tentang peristiwa-peristiwa maut!"

Setelah itu Rasulullah jatuh sakitlah pada akhir bulan Safar dan senantiasa beliau dalam keadaan sakit selama 18 hari (ada yang mengatakan 13 dan ada pula yang mengatakan 17 hari) yang senantiasa di jenguk oleh para sahabat. Adalah beliau menderita sakit kepala sampai beliau berpulang ke Rahmatullah. beliau diangkat Tuhan menjadi Rasul pada hari Senin dan
meninggal dunia pada hari Senin. pada hari terakhir dari hayatnya beliau, penyakit beliau bertambah berat.

Dalam keadaan beliau yang kritis itu, beliau masih terkenang kepada kaum fakir miskin dan melarat, dan beliau teringat bahwa masih ada uang simpanan sebanyak 7 dinnar dalam rumahnya. Disuruhnya ambilkan uang itu kepada istrinya yang tecinta Siti Aisyah ra. sambil berkata:

"Bagaimana gerangan persangkaan Muhammad terhadap Tuhannya, sekiranya ia menemui Tuhannya sedang ditangannya tergenggam benda ini?" kemudian diserahkannyalah harta miliknya yang terakhir itu kepada fakir miskin selaku kebajikan.

Setelah Bilal menyerukan adzan di waktu Subuh dengan semerdu-merdu suaranya ia pun berdiri di muka pintu rumah Rasulullah, maka ia pun memberi salam. "Assalamu'alaikum ya Rasul Allah!". Menyahutlah Fatimah, putri tersayang beliau yang senantiasa mendampingi ayahnya di kala sakit. "Rasulullah sedang sibuk dengan urusannya sendiri". kemudian Bilal pergi ke Mesjid dan ia tidak mengerti kata-kata fatimah itu. Tatkala shalat subuh akan dimulai, maka ia datang ke rumah untuk kedua kalinya dan berdiri di pintu sambil mengucapkan salam seperti semula. Kali ini suaranya di dengar Rasulullah dan lantas menyuruhnya masuk dengan katanya: "Masuklah engkau Bilal sambil menangis! Saya sibuk merawat diri saya dan sakitku bertambah berat. Hai Bilal, suruhlah Abu Bakar memimpin (Imam) sholat bersama orang banyak!"

Kemudian Bilal pun ke luar rumah menuju ke Masjid sambil menangis dan tangannya diletakkan di atas kepalanya dan sambil mengeluh ia berkata: "Oh musibah, putuslah harapan dan patahlah semangat! Wahai kiranya, alangkah baiknya kalau aku tidak dilahirkan ibuku!" Kemudian ia masuk ke dalam masjid memanggil Abu Bakar. "Hai Abu Bakar!" ujarnya. "Sesungguhnya Rasulullah
menyuruh engkau tampil supaya mengimami orang banyak karena beliau sangat sibuk sekali dengan keadaan yang menimpa diri beliau".

Waktu Aisyah mendengar Rasulullah menyuruh ayahnya jadi imam, ia mengemukakan keberatannya yang sangat kepaada Rasulullah, karena katanya, ayahnya adalah orang yang lemah. "Ayahku, Abu Bakar adalah orang yang lemah, dan bila ia menggantikan kedudukan engkau, niscaya ia tidak mampu kelak," ujar Aisyah ra.

Karena menurut pandangan Aisyah, bahwa konsekuensi jadi Imam itu adalah berat, karena bukan saja seorang itu mampu jadi Imam di dalam Masjid, tetapi juga harus mampu menjadi Imam dalam masyarakat sebagai insan teladan. Dan menurut Aisyah, ayahnya adalah orang yang lemah yang tidak akan mampu mengemban dan mendukung tugas amanah yang berat itu. Berkali-kali Aisyah mengemukakan keberatannya, sehingga Nabi marah, dan alasan Siti Aisyah itu
tidak dihiraukan Beliau. Karena ia lebih tahu menilai kecakapan para sahabat- nya daripada istrinya Aisyah itu. beliau tetap memerintahkan dan berkata sekali lagi:

"Suruhlah Abu Bakar memimpin sholat bersama orang banyak!". Demikianlah akhirnya Abu Bakar sempat mengimami sholat berjamaah bersama kaum Muslimin selama 17 kali waktu menjelang akhir hayat Rasulullah.

Tatkala Abu Bakar melihat ke mihrab Rasulullah, memang ia melihat mihrab dalam keadaan kosong dari Rasulullah, ia tidak dapat menguasai dirinya sehingga terpekik dan kemudian ia keluar kembali dalam suasana yang penuh duka cita. maka menjadi gemparlah kaum muslimin dan kegemparan itu terdengan oleh Rasulullah. kepada Fatimah beliau bertanya: "Ada apa ini pekik dan kegemparan?" "Kaum muslimin menjadi gempar karena mereka tidak melihat ayah berada di kalangan mereka," jawab Fatimah.

Rasulullah kemudian memanggil Ali bin Abi Thalib dan Fadhal bin Abbas untuk membimbing beliau pergi ke Masjid, dan beliaupun sempat berjamaah bersama mereka pada hari Senin itu. Rasulullah memang memaksakan dirinya pergi ke Masjid pada subuh terakhir itu untuk memberikan ketentraman ke dalam hati ummatnya yang sedang resah dan khawatir.

Anas bin Malik (pembantu rasul yang setia sampai beliau wafat) mengatakan, "Saya tidak pernah melihat Nabi secerah berseri seperti halnya dengan keadaan beliau di kala subuh terakhir itu". Ya, sambil tersenyum simpul beliau melambaikan tangannya kepada jamaah yang ramai berdesak-desakan itu, demi untuk menghibur dan membujuk jiwa mereka yang sedang dirundung gelisah dan cemas selama ini.

Kemudian setelah selesai menunaikan shalat berjamaah, maka beliau menghadapkan wajahnya kepada orang banyak sambil berkata:

"Wahai kaum muslimin! Kamu semua berada di bawah perlindungan Allah SWT dan penjagaanNya. Janganlah lupa bertaqwa kepada Allah dan menaatinya, karena aku tidak lama lagi akan meninggalkan dunia ini. Inilah awal hari akhirat bagiku dan akhir hari duniaku!". Kemudian beliau berdiri dan pergi masuk ke dalam rumah beliau.

Setalh itu Allah SWT., memberi perintah kepada Malaikat Maut: "bahwa turunlah engkau kepada kekasihKu dengan rupa yang sebagus-bagusnya dan bersikap lemah lembutlah kepadanya dalam menggenggam rohnya. Apabila ia telah memberi izin kepada engkau, maka barulah engkau boleh masuk ke dalam rumahnya. Tetapi apabila ia tidak memberi izin, maka janganlah engkau masuk dan kembali sajalah!"

Maka turunlah Malaikat Izrail AS ke dunia dengan roman muka seorang arab, lalu mengucapkan salam: Assalamu'alaikum wahai para keluarga rumah tangga Nabi dan sumber kerosulan! Apakah saya diizinkan masuk?" Fatimah menjawab dengan katanya:

"Hai hamba Allah, sesungguhnya Rasul Allah sedang sibuk dengan dirinya!" Kemudian Malaikat Izrail berseru untuk kedua kalinya.
"Assalamu'alaikum ya Rasul Allah dan wahai keluarga rumah tangga kenabian, apakah saya diperbolehkan masuk?"

Nabi Muhammad SAW mendengar suara itu maka beliau bertanya: "Hai Fatimah, siapakah itu gerangan yang berada dipintu?" "Seorang lelaki arab memanggil ayah, telah aku katakan kepadanya, bahwa Rasulullah sedang repot dengan dirinya sendiri. Kemudian orang itu memanggil sekali lagi dan telah saya beri jawaban yang sama, tetapi ia memandang kepadaku, maka tegak meremanglah bulu roma kulitku, takutlah hatiku, gemetar segala tulang persendianku, dan berubahlah warnaku (pucat)". jawab Fatimah.

Maka berkatalah Nabi SAW: "Tahukan engkau siapa sebenarnya orang itu ya Fatimah?" "Tidak tahu ayah," sahut Fatimah.
Berkatalah Rasulullah SAW: "Itulah dia pemusnah segala kelezatan hidup, pemutus segala kesenangan, pencerai-berai persatuan, perubah rumah tangga dan penambah ramainya penghuni kubur."

Mendengar itu, menangislah Fatimah dengan tangisnya yang keras menjadi-jadi, melolong-lolong dan ia berkata: Wahai! akan meninggal kiranya penutup para Nabi; wahai bencana! Akan berpulang kiranya orang takwa terbaik, dan akan lenyaplah Pemimpin
dari segala tokoh orang suci. Ah, celaka! pasti terputuslah wahyu dari langit. Akan terhalanglah aku dari mendengar kata-kata ayah mulai hari ini, dan aku tidak pernah lagi mendengar salam ayah sejak hari ini."

Nabi SAW menjawab: "Ya Fatimah! Engkau keluargaku yang pertama kali menyusul aku". Dan kemudian beliau berkata kepada Malaikat Izrail yang sedang menunggu di luar.

"Silahkan engkau masuk hai Malaikat Maut"! Maka iapun masuklah sambil mengucapkan salam:

"Salam sejahtera atasmu ya Rasul Allah!" yang lalu di jawab oleh Nabi SAW. "Dan juga salam sejahtera bagimu ya Malaikat Maut! Apakah kedatangan engkau ini berupa kunjungan ziarah ataukah bertugas untuk mencabut nyawa?"

- "Aku datang untuk kedua-duanya, ziarah dan juga bertugas mencabut nyawa, itupun jika beroleh ijin darimu; dan jika tidak saya akan kembali," sahut malaikat Izrail itu.
- Nabi bertanya pula: "Ya Malaikat Maut, dimana tadi engkau tinggalkan Jibril?"
- "Saya tinggalkan dia di langit dunia dan para Malaikat senantiasa memuliakannya," jawab Malaikat Maut. Dan tak lama kemudian maka datanglah malaikat Jibril AS menyusul, dan terus duduk di dekat kepala Rasulullah.

- "Apakah engkau tidak tahu bahwa perintah telah dekat?" tanya Rasulullah kepada Jibril AS.
- "Benar ya Rasul Allah!" sahut Jibril AS
- "Gembirakanlah saya! Apakah gerangan kehormatan yang kiranya akan saya peroleh di sisi Allah?" tanya Rasulullah.

- "Sesungguhnya pintu-pintu langit telah dibuka, dan para Malaikat telah berbaris menunggu kedatangan roh engkau di langit; pintu-pintu surga telah dibuka serta para bidadari telah berhias berdandan untuk menyongsong kedatangan roh engkau," kata
Jibril As.

- Alhamdulillah," jawab Nabi SAW, yang kemudian berkata; "Ya Jibril! Gembirakanlah aku, betapa keadaan ummatku nanti di hari kiamat?"
- "Aku beri engkau kabar gembira, bahwa Allah SWT telah berkata: "Sesungguhnya Aku (Allah) telah mengharamkan surga bagi semua Nabi sebelum engkau memasukinya terlebih dahulu, dan Aku (Allah) mengharamkan pula surga itu kepada sekalian ummat manusia
sebelum ummat engkau terlebih dahulu memasukinya," jawab Jibril AS.

- "Sekarang barulah senang hatiku dan hilanglah rusuhku," kata Nabi yang selanjutnya menghadapkan ucapannya terhadap Malaikat Maut: "Ya Malaikat Maut, sekarang mendekatlah kepadaku!"

Maka mendekatlah Malaikat Maut mengadakan pemeriksaan untuk menggenggam rohnya Nabi SAW.

Tatkala roh itu sampai di pusat, Nabi berkata kepada Malaikat Jibril "Alangkah beratnya penderitaan maut itu!" Malaikat Jibril AS pun tidak sampai hati keadaan Nabi yang dalam keadaan yang demikian itu, dan iapun memalingkan wajahnya sejenak dari memandang Rasulullah SAW.

- "Apakah engkau benci melihat kepada wajahku, ya Jibril?" tanya Rasulullah.
- "Wahai kekasih Allah, siapakah gerangan yang tega sampai hatinya melihat wajahmu sedang engkau berada dalam situasi kritis sekaratul-maut?" jawab Jibril.

Berkata Anas bin Malik ra. "Adalah roh Nabi SAW sampai di dadanya dan beliau waktu itu masih dapat berkata: "Aku berpesan kepada kamu semuanya tentang sholat dan hamba sahaya yang berada di bawah tanggung jawabmu".

Dan pada penghujung nafasnya yang terakhir beliau mengerakkan kedua bibirnya dua kali dan akupun mendekatkan telingaku baik-baik, maka aku masih sempat mendengar beliau berkata dengan pelan-pelan: "Ummati! Ummati!" (Ummatku, ummatku). Maka dijemputlah
Roh suci Rasulullah SAW dalam keadaan wajah berseri-seri dan bibir manis yang bagaikan hendak tersenyum, di pangkuan istri tercinta, Aisyah ra. pada hari Senin 12 bulan Rabi'ul Awal, yakni dikala matahari telah tergelincir di tengah hari pada tahun ke-11 Hijriyah, bersesuaian dengan dengan tanggal 3 Juni tahun 632 Masehi. Dan adalah umur Nabi SAW pada waktu itu genap 63 tahun menurut riwayat yang termasyur dan yang paling sahih.

Sekiranya dunia ini
Boleh kekal untuk seseorang
sesungguhnya Rasulullah SAW
adalah penghuninya yang abadi


Diriwayatkan pula bahwa ketika Ali bin Abi Thalib meletakkan jasad Rasulullah di atas tempat tidurnya, tiba-tiba terdengar suara ghaib dari pojok rumah berseru dengan nada tinggi: "Jangan kamu mandikan jenazah Muhammad, karena ia adalah orang suci
lagipula membawa kesucian" Ali ra. curiga terhadap suara itu dan ia bertanya: "Siapa engkau? Padahal Rasulullah menyuruh kami memandikannya". Tiba-tiba terdengar pula suara ghaib yang lain yang berseru sebaliknya:

"Hai Ali, mandikanlah beliau! Suara ghaib yang pertama itu berasal dari suara Iblis yang terkutuk karena dengki terhadap Muhammad SAW, dan ia bermaksud agar supaya Nabi Muhammad SAW tidak dimasukkan ke dalam liang kuburnya dalam keadaan dimandikan
(suci bersih)". "Semoga Allah membalasi engkau dengan kebajikan di kala engkau telah memberitahukan, bahwa suara itu berasal dari Iblis. Sekarang siapakah pula sebenarnya engkau sendiri?" tanya Ali ra.

"Saya adalah Chidir," jawabnya. Saya datang untuk menghadiri jenazah Muhammad SAW".

Kemudian Ali bin Abi Thalib ra. memandikan jenazah Rasulullah sedang Al-Fadhal bin Abbas dan Usamah bin Zaid ra menimbakan air, dan Malaikat Jibril AS datang membawa harum-haruman dari surga. Mereka kafani dan kuburkan beliau di kamar rumah Siti Aisyah
ra, pada malam Rabu, (ada yang mengatakan malam Selasa).

Sambil berdiri di kubur Nabi Muhammad SAW istri beliau tercinta Aisyah ra. pun berkata, bersenandung dengan suara terharu:

Wahai orang yang tidak pernah memakai sutra,
yang tidak pernah tidur di atas kasur yang empuk,
Wahai orang yang keluar dari dunia dan perutnya
tidak pernah kenyang dengan roti gandum.

Wahai orang yang memilih tikar untuk tempat tidur
Wahai, orang yang tidak tidur sepanjang malam
karena takut sentuhan neraka Sa'ir.........!

Dari sumber lain, dapat pula kita ketahui reaksi ummat atas wafatnya Rasulullah. Bahwa dengan meninggalnya Rasulullahlah, penduduk Madinah khususnya dan ummat Islam pada umumnya diliputi oleh awan berkabung yang rawan beberapa waktu lamanya.

Suasana kedukaan yang menimpa keluarga Rasulullah dipancarkan dari rumah duka ummul mukminin Siti Aisyah ra. ke seluruh kaum muslimin yang sedang kehilangan Nabinya dan Pemimpinnya yang tercinta, sayang dan menyayangi mereka; suasana peristiwa
yang membuat ummat Islam kebingungan sedemikian rupa bagaikan anak ayam kehilangan induknya, terlunta-lunta kesana kemari menunggu nasib selanjutnya. Mereka ada yang panik sehingga tidak mau mengakui fakta takdir yang sedang menimpa mereka.

Ummar bin Khatab sendiri malah bersikap sedemikian rupa seolah-olah lupa diri dengan penuh nafsu menghunus mata pedangnya marah-marah di muka orang banyak dengan berkata; "Siapa yang berani mengatakan bahwa Muhammad telah wafat akan saya pukul dengan pedang ini".

Selanjutnya ia berkata; "Bahwa Muhammad tidaklah wafat, tetapi hanya pergi buat sementara kepada TuhanNya sebagaimana Musa bin Imran menghilang sementara dari kalangan kaummnya 40 malam lamanya dan kemudian ia kembali setelah dikatakan orang telah wafat. Demi Allah, Rasulullah akan kembali pula sementara halnya Musa kembali"

Tentang Abu Bakar, ia agak terlambat datang karena rumahnya jauh. Teteapi setelah ia tiba, dilihatnya orang beramai-ramai berkerumun di depan pintu memperhatikan Ummar sedang marah-marah. Tanpa menoleh ke kiri dan ke kanan ia pun segera masuk ke rumah Aisyah dengan tidak menghiraukan orang banyak. Sepatah kata pun ia tidak bicara dengan mereka.

Dilihatnya Rasulullah terbaring di atas tempat tidurnya. Dibukanya kain selubung yang menutupi wajah Rasulullah lantas di ciuminya wajahnya yang mulia itu dan kemudian ia pun menangislah tersedu-sedu sambil berkata;

"Demi ayah bundaku, alangkah indahnya hidupmu dan alangkah indahnya matimu! Demi Allah, sekali-kali tidak akan terkumpul dua kematian atas dirimu. Adapun mati yang telah ditentukan Tuhan bagimu, telah engkau temui. Dan setelah itu takkan ada lagi kematian yang datang kepadamu buat selama-lamanya".

Kemudian barulah ia keluar mendapatkan orang banyak, tetapi Ummar masih berbicara menurut sekehendak hatinya belaka. Melihat keadaan yang terus menerus demikian barulah beliau berbicara untuk menentramkan hati orang ramai. Dan banyak orang pula yang mulai beralih menghadapkan perhatiannya kepada Abu Bakar dan meninggalkan Ummar, dan Ummar sendiripun duduklah mendengarkan apa yang dikatakan Abu Bakar. Dan setelah terlebih dahulu mengucapkan puji dan sanjung ke hadirat Allah yang Maha Kuasa, berkatalah ia;

"Wahai manusia! Barang siapa yang menyembah Muhammad, maka Muhammad telah wafat. Tetapi barang siapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah hidup, tidak akan mati-mati untuk selama-lamanya"."Sesungguhnya engkau akan mati dan merekapun akan mati!"

Kemudian beliau menyitir firman Allah yang berbunyi: "Muhammad itu tidak lain, melainkan hanya seorang Rasul. Telah banyak berlalu Rasul-rasul sebelumnya. Apakah sekiranya ia mati atau terbunuh, kamu akan berpaling atas tumit-tumit kamu? Dan barang siapa yang murtad, maka hal itu tidak akan menyusahkan Tuhan sedikitpun. Dan Allah pasti membalas jasa orang-orang yang berterima kasih kepadaNya!" (Ali Imran:144)

Tetapi namun demikian orang banyak masih menangis juga. ummar berkata; "Demi Allah, seolah-olah saya tidak pernah membaca ayat ini! Demi Allah, setelah aku mendengar Abu Bakar membacanya terpancarlah seluruh keringatku, kakiku tidak kuat berdiri seolah-olah aku mau jatuh rubuh ke bumi. Tetapi karena aku mendengar Abu Bakar sendiri yang membacanya, sadarlah aku bahwa benarlah Muhammad SAW. betul-betul telah meninggal dunia".

Di samping itu Ibnu Abbas berkata pula: "Demi Allah, orang banyak memang tidak tahu bahwa Allah SWT, telah menurunkan ayat ini, sampai Abu Bakar membacakannya di tengah-tengah mereka. Tidak ada orang yang telah mendengar ayat ini kecuali membacanya kembali".

Abu Bakar berpidato di muka orang banyak untuk menenangkan mereka dengan air mata yang bercucuran, dan dengan perasaan yang tertekan. Suaranya terputus-putus dengan dada yang sesak dan kerongkongan yang tersendat-sendat. Dan setelah selesai ia
berpidato dia berpaling kepada Ummar bin Khatab dengan berkata; "Lupakah engkau bahwa Rasulullah pernah berkata kepada kita pada hari sekian, waktu demikian dan kala demikian?" Ia juga mengingatkan Ummar akan apa yang dikatakannya sendiri tentang
akan meninggalnya Rasulullah SAW. Maka Ummar berkata;

"Saya mengaku dengan tulus, bahwa benarlah Kitab Al-Qur'an sebagaimana yang telah diturunkan, dan benarlah Hadits sebagaimana yang telah diucapkan. Dan bahwa Allah SWT hidup tidak akan mati selama-lamanya. Kita ini kepunyaan Allah, dan kepadaNya kita semua akan kembali".

Akhirnya, marilah kita ungkapkan kembali apa yang pernah diratapkan oleh seorang penyair, sahabat Rasulullah, Hasan bin Tsabit dalam sebuah sajaknya yang melukiskan keluhan jiwanya ditinggalkan Rasulullah pada hari wafatnya, disamping menggambarkan cinta kasihnya yang sangat besar kepada beliau.
(Az-Zumar:30) Engkau biji mataku
Dengan kematianmu aku menjadi buta,
tak bisa melihat

Siapa yang ingin mati sepeninggalmu,
biarlah ia pergi mati menemui ajalnya,
Aku, hanya risau haru dengan kepergianmu .......................


Selesai Bab I

Alhamdulillahhirrobbil 'Alamiin.
 

-gadiskcil yang g berani ngubah warna hehe:p-