Thursday, August 11, 2005

Innalillahi

Ribuan Pelayat Hadiri Pemakaman Syaikh Ahmad Deedat, Pejuang Da'wah dari Afrika Selatan
Publikasi: 10/08/2005 09:50 WIB

eramuslim- Setelah kehilangan Zainab al Ghazali, muslim dunia dirundung duka, syaikh Ahmad Deedat berpulang ke Rahmatullah.

Ribuan orang dari seluruh Afrika Selatan mengantar jenazah Syaikh Ahmed Deedat ke tempat peristirahatan terakhirnya. Keranda yang membawa tokoh cendiakawan muslim ini ditutupi kain berwarna hijau dan diusung dari tempat kediamannya di Verulam, Afrika Selatan, sekitar pukul 17.00 sore, Senin (8/8/05) untuk disholatkan di mesjid Wick Street. Sholat jenazah itu diikuti oleh sekitar 1.000 orang jamaah dipimpin oleh ulama terkemuka asal Zambia Mufti Ismail Menk. Setelah itu jasadnya dimakamkan di pemakaman umum Islam di Verulam.Syaikh Ahmad Deedat meninggal dunia hari Senin kemarin setelah menderita sakit dan kelumpuhan hampir 10 tahun lamanya akibat terserang stroke. Syaikh Ahmad Deedat dikenal sebagai pejuang da'wah. Kiprahnya dalam da'wah berhasil meningkatkan status warga muslim di Afrika Selatan, namanya dikenal juga dikenal oleh komunitas muslim di Asia.
Sekilas tentang Ahmad Deedat
Syaikh Ahmad Husain Deedat dilahirkan pada 1 Juli 1918 di distrik Surat, India. Pada tahun 1927, keluarga Deedat hijrah ke Afrika Selatan. Di usia sekolahnya, Ahmad Deedat dikenal sebagai seorang siswa yang cerdas, tapi karena kekurangan biaya, sekolahnya terputus di tengah jalan dan pada usia yang relatif masih muda, 16 tahun, Ahmad Deedat sudah bekerja mengerjakan berbagai macam pekerjaan, mulai dari berjualan sampai menjadi asisten toko.
Perjuangan Ahmad Deedat untuk meningkatkan kesadaran umat Islam akan agamanya dimulai setelah ia membaca buku berjudul 'The Truth Revealed' karya Izharul Haq D, yang berisi tentang kegiatan misionaris Kristen di kawasan yang kemudian dikenal sebagai British India.
Setelah itu, lebih dari empat dekade Deedat mengabdikan dirinya untuk kegiatan-kegiatan da'wah Islam. Antara lain membuka kelas yang mengkaji tentang injil, memberikan ceramah dan perdebatan soal kitab suci umat Kristiani itu. Ia mendirikan pesantren pertamanya, Assalam, di bagian selatan Afrika yang memberikan pelatihan tentang pengembangan da'wah. Ia juga pendiri Organisasi Da'wah Islam terbesar di dunia, The Islamic Propagation Center International dan menjadi presiden organisasi tersebut.
Sepanjang hidupnya, Deedat sudah menerbitkan lebih dari 20 buku dan menyebarkan jutaan kopi tulisan serta pamflet ke seluruh dunia. Banyak karya-karya tulisannya yang diterjemahkan ke bahasa asing, seperti bahasa Rusia, Urdu, Arab, Bengali, Perancis, Cina, Jepang, Indonesia, Malaysia, Zulu, Belanda, Norwegia dan bahasa lainnya.
Selain itu, beliau juga sudah memberikan ribuan ceramah dan kuliah hampir ke seluruh dunia dan namanya cukup dikenal dan dihormati di kalangan penganut Kristan Evangelis karena debat-debat publik yang sering dilakukannya. Karir Deedat dalam bidang perbandingan agama, telah membawanya melanglang buana ke lima benua. Ia melakukan dialog dengan para pemuka agama Kristen Protestan di Amerika dan Paus Paulus.
Mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, ketika berada di Arab Saudi bahkan secara pribadi menelpon Syaikh Deedat untuk memberikan selamat atas kontribusinya dalam mengembangkan pendidikan Islam. Pada tahun 1986, Syaikh Deedat menerima penghargaan bergengsi King Faisal Award karena aktivitasnya yang luar bisa dalam da'wah Islam.
"Dia adalah sebuh ikon. Saya pikir tidak ada seorangpun yang bisa menggantikannya," ujar rekan Sheik Deedat, Suleiman Vahed.
"Dia adalah orang yang sangat terkenal. Dia bisa saja mengendarai mobil mewah dan tinggal di rumah yang bagus, kalau ia mau. Tapi ia selalu menunjukkan kesederhanaan dan kerendahan hati sepanjang hidupnya," kata Raihana Badat, yang pernah menjadi tetangga Deedat dan sering menghadiri kegiatan di rumah Deedat. Raihana menambahkan, dalam situasi seperti sekarang ini, umat Islam sangat membutuhkan seorang pemuka Islam seperti Deedat.
Kesuksesan Syaik Deedat ternyata tidak lepas dari dukungan sang istri. Menantu perempuannya, Yasmin mengungkapkan, ibu mertuanya adalah kekuatan bagi Syaikh Deedat. "Beliau adalah seorang yang sangat positif dan terus bersikap positif ketika mendampingi sang suami sakit, beliau tidak pernah mengeluh dengan kondisi suaminya," papar Yasmin.
Ia mengatakan, telepon rumahnya terus berdering menanyakan tentang berita meninggalnya Syaikh Deedat dan orang-orang hampir dari seluruh dunia menyampaikan ungkapan duka cita pada keluarga Sheikh Deedat. Semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT. Aamiin. (ln/islamicity/ iol)
Regards,Aa Yoga
www.prayoga.netY! : aa_aanang

No comments: