Sunday, June 26, 2005

Senangnya!

Hari apaaaa gitu a ngirim tulisanku k milis+beberapa teman...
Waa..subhanallah ada y nanggepin, mereka bilang bagus...makasi uda diingetin..hehe...;p
Suka deh! Mau tau apa y a kirimin? Read dis!
Aku gak ngerti…
> mungkin gakan pernah ngerti…
>
>
> “Ke FK A!”, aku memberi tahu tujuanku kepada Tukang
> ojeg yang biasa mangkal di bawah Pohon Bambu. Naik
> ojeg ni…tadi pagi aku telat mandi, baru jam setengah
> enam aku menuju kamar mandi. Bangun si gak telat.
> Biasa, tadi pagi bangun jam tiga. Ambil wudhu, QL
> terus tilawah. Abis itu ngerjain proposal, shubuh trus
> baca al-ma’tsurat. Masih jam 04.50 ketika aku
> menyelesaikan ibadah pagi hariku. Saat itu aku
> berpikir masih cukup waktu untuk menyelesaikan
> proposal kegiatan bulan ini. Akhirnya aku kembali
> terduduk di depan komputerku. Jam kepik kaleng
> pemberian Didit menunjukkan pukul 05.30 ketika aku
> menyelesaikan Lembar Pengesahan. Aku pun bergegas
> menuju kamar mandi. Allahumma inni minal khubutsi wal
> khobaitsi…
> “Ninit!” panggilku sembari mendadahi Ninit yang sedang
> berjalan. Dia balas mendadahiku. Mulutku komat-kamit
> membentuk kalimat Buruan! Udah jam segini sambil
> menunjuk swatch kepikku. Ninit mengangguk sambil
> tersenyum.
> Fiuh…anak tangga terakhir A3 telah kulewati. Capek
> juga..swatch kepikku menunjukkan pukul 06.58. Nyaris.
> Aku memberi salam kepada Kinkin sembari meletakkan
> tasku di bangku yang sudah di take-in saudari
> tercintaku itu.=) “Qo telat?” Kinkin bertanya. Aku tak
> menjawab, hanya cengiran kuda menghiasi wajahku yang
> penuh keringat. Maklum…abis olah raga pagi….
> “Aku ke Ruang BEM dulu ya Kin.” Pamitku, “Nanti kalo
> ada dosen missed call ya….”.
> “Mau ngapain Ra?” tanya Kinkin.
> “Mau ngecap pamflet LKO.” Sahutku, “Sekalian nempelin
> deh kalo sempet.”. “Missed call ya…” ingatku pada
> Kinkin. Ia mengangguk.
> Akupun melenggang keluar sembari menyapa beberapa
> orang yang aku lalui. Di puncak tangga aku bertemu
> Ninit. “Assalamu’alaikum Ninit!” salamku padanya.
> “Wa’alaikumussalam warahmatullah.” Jawab Ninit.
> “Qo jalan si Nit?” aku bertanya. “Qo gak naik ojeg
> aja?” tanyaku lagi.
> “He…gak apa-apa lah Ra!” Ninit menjawab, “Dosennya
> belum datang kan?!”.
> “Iya, dosennya belum datang.” Aku mengiyakan, “Tapi
> kan setidaknya kita berusaha untuk gak telat Nit.”.
> “Ah, ngapain buang-buang uang untuk naik ojeg.” Elak
> Ninit, “Lagian bukan orang Indonesia kalo gak telat!”.
> Ninit pun pergi memasuki teater A3, meninggalkanku
> bengong sendirian.
> Kepalkan tangan kanan, hadapi lawan. Maju ke depan,
> raih kemenangan! Uups…S700 ku berbunyi, belum di
> silent.;p Kinkin. Dosennya udah dateng berarti. Aku
> bergegas menempelkan pamflet terakhir di Pakom Kantin
> dan menuju ruang kuliah. Ayo lari-lari, biar kurus;p.
> Mm…kuliah hari ini udah beres. Masih jam setengah dua.
> Bisa makan dulu ni…Rapat BEMnya jam 2 kan?! Sempetlah
> 5 menit ke tempat rapat pikirku. Makan apa y? Pak
> Alex, tukang mie ayam langgananku, udah tutup…nasi
> goreng, ntar lama…mm…maem nasi aja deh! Asiik…ada ayam
> pentul! Allahumma baariklana fiima razaktana wa qinaa
> adzaa bannar….
> “Eh, masih ada apa di dalem?” Ratri bertanya.
> “Mm…tinggal ayam ama ikan.” Jawabku. Ratri pun masuk
> ke kantin setelah menyimpan tasnya di depanku. Aku pun
> kembali melanjutkan makan siangku.
> “Mau Ra?”, Ratri menawarkan es tehnya padaku.
> Aku menggeleng. “Qo gak jadi makan?” Aku bertanya.
> “Jadi qo…lagi mesen nasi goreng.”, jawab Ratri sembari
> mengeluarkan Al-Izzah baru dari map merahnya. “Bagus
> deh!”, promosi Ratri.
> Aku mengangguk, “Iya, aku udah baca.”. Aku melihat
> swatch kepikku. 13. 45. “Udah jam segini lho Tri.”
> Ingatku, “Ntar telat lho rapatnya.”.
> “Ah…palingan rapatnya juga molor.” ujar Ratri lalu
> kembali fokus pada Kajian Utama, Saat Dakwah Tidak
> Berkah. Aku terdiam dan menyuapkan suapan terakhir ke
> dalam mulutku.
> “Nasi goreng?” Ibu Kantin bertanya pada Ratri. Ia
> mengangguk.
> “Mm…tri, aku duluan ya…udah jam 2 kurang 5.” Kataku
> sambil meraih tas gandong kuningku, “Ntar telat.”.
> “Gak apa-apa ya....” tanyaku pada Ratri.
> “Hah? Udah jam 2 kurang 5?” pekik Ratri sembari
> melihat HP-nya. “Ya udah deh gak papa.” Ratri berkata.
> “Bilangin aku lagi makan.” Teriak Ratri ketika aku
> sampai di bibir tangga. Aku pun mengaangguk dan
> bergegas menuju Ruang BEM.
> “Assalamu’alaikum…” aku mengucap salam ketika memasuki
> Ruang BEM. Walaupun namanya BEM, lembaga ammah, tapi
> nuansa keislaman di sini cukup kental. Ini yang bikin
> aku betah, dan tentu saja ini bagian kecil dari misi
> kami=) Belum ada peserta rapat satu pun. Aku pun duduk
> dan mengambil koran hari ini.
> Lima belas menit kemudian datanglah Ferdy, kepala
> departemenku. “Baru sendirian Ra?” tanyanya. Aku
> mengangguk.
> “Ratri lagi makan” jelasku.
> “Tadi Bayu nge-sms” Ferdy berkata, “Dia bilang bakal
> telat.”.
> “Ya udah. Tunggu aja.” Ucapku dongkol, “Tapi aku ada
> keperluan jam 4.”.
> “Ntar izin aja.” Timpal Ferdy.
> Swatch kepikku menunjukkan pukul 14.30 ketika Ratri
> datang. Rapat pun dimulai tanpa menunggu Bayu.
> Progress Report LKO, what should we do menjadi agenda
> utama rapat hari ini.
> Allahu akbar…Allahu Akbar…
> “Wah…udah jam segini.” Ferdy berkata, “Kita pending
> rapat sampe jam 15.30 ya…”. Kami bertiga pun bergegas
> mengambil air wudhu dan menunaikan shalat Ashar. Tepat
> pukul 15.30 rapat kembali dimulai. Bau otak pun
> kembali tercium…biasa masalah dana. Perlu pembahasan
> lebih untuk mencari dana mandiri. Jika tidak,
> selamanya kita akan bergantung pada POMA. Gak kreatif
> ah! Dan inilah yang sulit, memunculkan ide kreatif
> yang realistis.
> Aku pun izin meninggalkan rapat pukul 15.55, perlu
> waktu 5 menit untuk mencapai KEMA. Ada Rapat Pimpinan
> hari ini, membahas LPJ. Qo belum ada yang datang ya?
> pikirku. Gak bawa kunci ni…Aku pun duduk di depan
> ruang BEM sembari tilawah. Masih setengah juz lagi
> ni…gak boleh ngutang.
> Setengah jam berlalu, tapi tetap belum ada yang
> datang. Apa aku salah tempat ya? Aku pun mengecek sms
> yang aku terima tadi malam. Bener qo di Ruang BEM
> pukul 16.00 teng! Lagi pada kuliah kali ya… Aku pun
> me-missed call K’Arief, presiden BEM KEMA. Gak
> diangkat. Aku pun kembali mengulanginya hingga 3 kali,
> tetap tidak diangkat. Lagi di jalan kali, pikirku. Aku
> pun kembali melanjutkan tilawah. Alhamdulillah…5
> halaman lagi. Ntar abis maghrib lagi ah dilanjutin.
> Sekarang baca Al-Ma’tsurat dulu.
> 17.00…aku memutuskan untuk pulang. Tidak ada yang
> datang. Sebelumnya aku meninggalkan pesan di mailbox.
> Setelah shalat isya, aku pun kembali mengerjakan
> lembar sponsor ship. “Pokoknya sebelum jam sembilan
> udah mesti selesai!” aku berkata dengan penuh
> semangat. Diiringi gradasi aku mulai mengetik.
> “Alhamdulillah selesai.” Ucapku senang, “Ternyata
> lebih cepat dari dugaanku.”. Kepik kalengku
> menunjukkan 20.15. Aku pun mengambil Radiologi
> Diagnostik, kebagian membuat catatan USG ni…. S700ku
> bergetar, masih di silent rupanya. Ada sms. Aku pun
> membacanya “Ass. Syuro besok pagi, 21Juni04@Ave
> jam05.30. Link: x-y-z-a-b-c.”. Aku pun segera
> menforward sms tersebut dan melanjutkan membuat
> catatan kuliah.
> Hoamm…aku mulai mengantuk…kulirik kepikku, 21.30.
> Tidur ah!. Karena aku belum mencuci, aku mesti bangun
> jam 2. Akupun beranjak untuk menyikat gigi dan mencuci
> kaki.
> “Kriiiing…!!!” suara kepik merah itu membangunkanku.
> Jam 2. Aku bergegas merendam pakaian yang mesti aku
> cuci kemudian mengambil air wudhu.
> “Ya Rabb…janganlah Kau serahkan aku kepada diriku
> sendiri sekejap mata pun.
> Dan tidak pula kepada seorang pun.
> Ya Rabb…dengan daya-Mu aku berusaha, dengan
> kekuatan-Mu aku menyerang
> dan dengan upaya-Mu pula aku berperang.
> Ya Rabb…Tiada kemudahan kecuali apa yang telah Engkau
> mudahkan
> dan apabila Engkau kehendaki Engkau ciptakan kesulitan
> menjadi mudah. Amiin”.
> Doa Nabi ketika Perang Badar menjadi penutup do’aku di
> penghujung malam. Terdengar kokok ayam di kejauhan.
> Malaikat telah turun ke Bumi, semoga mereka mengamini
> do’aku. Amin.
> Aku duduk terdiam, enggan rasanya beranjak dan
> melepaskan pelukan-Nya. Ah Rabb..betapa leganya aku
> ketika bisa bercerita kepada-Mu…betapa tenangnya
> jiwaku ketika Engkau memelukku setelahnya. Beri aku
> kekuatan untuk menjalani hari ini Ya Rabb....
> Bismillah…kuluruskan niatku untuk memulai aktivitasku
> pagi ini. Semoga menjadi ibadah dan tidak sia-sia.
> Amin. Aku pun bergegas mencuci dan mandi pagi. Adzan
> subuh berkumandang ketika aku selesai aktivitas yang
> membuatku bersin-bersin. Biasa…rinitis…=’( Aku segera
> shalat subuh dan menyelesaikan aktivitas pagiku.
> Kepikku menunjukkan pukul 05.15 ketika aku selesai
> mengenakan kaos kaki. Aku segera meminum susu dan
> biskuit untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Bisa
> KEP kalo g!;p Perlu waktu 10 menit untuk menyelesaikan
> itu semua. Aku bergegas mengunci pintu kamarku dan
> pergi ke Averous. Sedikit berlari aku membelah pagi.
> Dingin….
> “Assalamu’alaikum…”, Aku mengucap salam memasuki
> mushalla Averous. Belum ada seorang pun. S700ku
> bergetar, “Ass. Af1 ana telat, mau nyuci dulu.”. S700
> lagi-lagi bergetar “Ass. Ukh, uda ada siapa aja? MC
> kalo uda mau rapat y…ana mau makan dulu.”. Lagi lagi
> lagi S700ku bergetar, aku sudah menebak apa isinya,
> “Ass. Zahra…izinin aku telat y…Bangunnya kesiangan
> euy, tadi malem ngerjain LPJ.”. Aku terduduk, kembali
> teringat artikel di situs Non-Muslim yang aku baca
> beberapa waktu lalu…. Setelah meneliti perilaku ribuan
> pengguna telepon genggam, James Katz, seorang profesor
> di bidang komunikasi di Rutgers University,
> menyimpulkan bahwa telepon genggam telah mengubah
> pembawaan cara berpikir kita tentang waktu. Para
> periset mengatakan bahwa Amerika Serikat kini hidup di
> dalam “waktu lunak”. Istilah tersebut diciptakan untuk
> menggambarkan pemikiran para pengguna telepon genggam
> yang menelepon pada pukul 8.20 untuk mengatakan ia
> akan terlambat hadir dalam rapat yang diadakan pukul
> 8.30, datang pukul 8.45, dan menganggap dirinya tepat
> waktu karena ia telah menelepon sebelumnya.
>
> Epilog
>
> Ah…manusia…tak bisakah engkau menyiapkan segala
> sesuatu sebelum waktunya…tak bisakah engkau mengatur
> strategi agar saudaramu tak kau dzhalimi…tak bisakah
> engkau menepati sedikit janjimu…? Padahal 4JJI telah
> mendidikmu untuk disiplin, shalat wajib 5 kali
> sehari…tapi mengapa engkau masih menyepelekan
> waktu…Ada apakah dengan shalatmu?
> Ah…manusia…bahkan Tuhanmu berjanji menggunakan waktu
> “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian.
> Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
> kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan
> saling menasihati untuk kesabaran.”.
> Ah…manusia…mengapa selalu ada pembenaran untuk setiap
> tindakanmu. Tidakkah kau berpikir ketika engkau
> terlambat karena mengerjakan amanah, di sudut sana
> saudaramu mesti tertatih, mengurangi waktu tidurnya
> untuk mengerjakan amanah agar dia tidak mendzhalimimu?
> Ketika engkau terlambat karena memenuhi kebutuhan
> dirimu, tak pernahkah terlintas dalam benakmu, ada
> seorang saudaramu yang belum sempat memenuhi kebutuhan
> dirinya agar tidak mendzhalimimu?
> Ah…manusia…Umar ra. Pernah berkata, ketika saudaramu
> melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginanmu,
> carilah 70 alasan mengapa ia haruis melakukannya. Jika
> masih belum cukup, carilah 70 alasan lagi. Sampai
> kapankah saudaramu harus menghabiskan waktu mencari
> pembenaran atas tindakanmu…berapa alasankah yang harus
> saudaramu cari agar tetap berhusnudzhan padamu…
> Ah…manusia…waktu bagaikan pedang bermata dua, yang
> jika tidak kau gunakan sebaik-baiknya, ia akan
> menghunusmu. Ia takkan pernah kembali..walaupun
> sepenuh asa ingin kau ulangi….
> Ah manusia…
> Wallahu’ a’lam bish shawwab. gadiskcil
> Jatinangor, 19 Februari 2005
> Sebuah pengingat, untukku, untukmu, untuk kita semua…
>
>
> KEP : Kekurangan Energi Protein

>

No comments: